Sentimen
Asal Usul Angpao dan Maknanya saat Tahun Baru Imlek
Medcom.id
Jenis Media: Nasional

Jakarta: Dalam budaya Tionghoa, Tahun Baru Imlek dirayakan dengan penuh kegembiraan dan suka cita. Salah satu tradisi yang tidak dapat dilepaskan dari perayaan ini adalah pembagian angpao, yaitu amplop merah berisi uang yang dibagikan kepada anak-anak, orang tua, dan sanak saudara yang belum menikah. Saat perayaan Imlek, angpao lebih dari sekadar hadiah, ia melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari roh jahat. Warna merah pada angpao memiliki arti penting, merepresentasikan keberuntungan dan pengusir energi negatif. Angpao juga diyakini membawa kemakmuran dan keberkahan bagi yang menerimanya. Lantas, bagaimana asal usul angpao yang hingga kini dijadikan tradisi saat tahun baru Imlek? Berikut Medcom.id telah merangkum informasinya. Asal Usul Angpao Dilansir dari berbagai sumber, tradisi angpao sudah ada sejak zaman Dinasti Qin (sekitar 221–206 SM). Pada masa itu, masyarakat memberikan koin yang diikat dengan benang merah sebagai simbol perlindungan terhadap roh jahat dan keberuntungan. Pada zaman dinasti Qin, Angpao dikenal sebagai ya sui qian. Seiring dengan berkembangnya zaman, tradisi ini kemudian berkembang menjadi penggunaan amplop merah yang lebih praktis. Sejak saat itu, amplop merah menjadi simbol keberuntungan dan perlindungan. Baca juga: 5 Ide Dekorasi Imlek di Kantor yang Dipercaya Bawa Keberuntungan Makna Tradisi Pemberian Angpao Pemberian angpao tidak hanya sekedar tradisi, tetapi momen untuk mempererat tali persaudaraan dan mendoakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi yang menerimanya. Angpao menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek, membawa pesan keberuntungan, kebahagiaan, dan harapan untuk tahun yang baru. Dalam tradisi Tionghoa, angka 4 dianggap sebagai angka sial karena pelafalannya yang mirip dengan kata "mati". Oleh karena itu, angpao biasanya menghindari penggunaan angka 4. Jumlah uang dengan angka genap lebih disukai dibanding ganjil, terkecuali angka 4. Angka yang paling direkomendasikan adalah jumlah yang mengandung unsur angka 8 seperti Rp88.000 atau Rp168.000. Pasalnya, angka ini diyakini dapat meningkatkan keberuntungan. Pemberian angpao juga memiliki aturan dan etika tersendiri. Amplop angpao harus berwarna merah dan dalam kondisi baru. Uang yang dimasukkan harus dalam keadaan rapi dan tidak dilipat. Angpao harus diberikan dengan kedua tangan dan disertai ucapan selamat yang bermakna, seperti "Gong Xi Fa Cai" (semoga bahagia dan makmur) atau "Xin Nian Kuai Le" (selamat Tahun Baru). Warna Lain yang Identik dengan Imlek Selain warna merah, simbol-simbol lain yang juga identik dengan perayaan Imlek adalah lampion, naga, bunga plum, dan bambu. Lampion melambangkan cahaya keberuntungan, naga melambangkan kekuatan dan kemakmuran, bunga plum dan bambu melambangkan kehidupan dan harapan.
Jakarta: Dalam budaya Tionghoa, Tahun Baru Imlek dirayakan dengan penuh kegembiraan dan suka cita. Salah satu tradisi yang tidak dapat dilepaskan dari perayaan ini adalah pembagian angpao, yaitu amplop merah berisi uang yang dibagikan kepada anak-anak, orang tua, dan sanak saudara yang belum menikah.
Saat perayaan Imlek, angpao lebih dari sekadar hadiah, ia melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari roh jahat. Warna merah pada angpao memiliki arti penting, merepresentasikan keberuntungan dan pengusir energi negatif. Angpao juga diyakini membawa kemakmuran dan keberkahan bagi yang menerimanya.
Lantas, bagaimana asal usul angpao yang hingga kini dijadikan tradisi saat tahun baru Imlek? Berikut Medcom.id telah merangkum informasinya.
Asal Usul Angpao
Dilansir dari berbagai sumber, tradisi angpao sudah ada sejak zaman Dinasti Qin (sekitar 221–206 SM). Pada masa itu, masyarakat memberikan koin yang diikat dengan benang merah sebagai simbol perlindungan terhadap roh jahat dan keberuntungan.
Pada zaman dinasti Qin, Angpao dikenal sebagai ya sui qian. Seiring dengan berkembangnya zaman, tradisi ini kemudian berkembang menjadi penggunaan amplop merah yang lebih praktis. Sejak saat itu, amplop merah menjadi simbol keberuntungan dan perlindungan.
Makna Tradisi Pemberian Angpao
Pemberian angpao tidak hanya sekedar tradisi, tetapi momen untuk mempererat tali persaudaraan dan mendoakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi yang menerimanya. Angpao menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek, membawa pesan keberuntungan, kebahagiaan, dan harapan untuk tahun yang baru.
Dalam tradisi Tionghoa, angka 4 dianggap sebagai angka sial karena pelafalannya yang mirip dengan kata "mati". Oleh karena itu, angpao biasanya menghindari penggunaan angka 4. Jumlah uang dengan angka genap lebih disukai dibanding ganjil, terkecuali angka 4.
Angka yang paling direkomendasikan adalah jumlah yang mengandung unsur angka 8 seperti Rp88.000 atau Rp168.000. Pasalnya, angka ini diyakini dapat meningkatkan keberuntungan.
Pemberian angpao juga memiliki aturan dan etika tersendiri. Amplop angpao harus berwarna merah dan dalam kondisi baru. Uang yang dimasukkan harus dalam keadaan rapi dan tidak dilipat. Angpao harus diberikan dengan kedua tangan dan disertai ucapan selamat yang bermakna, seperti "Gong Xi Fa Cai" (semoga bahagia dan makmur) atau "Xin Nian Kuai Le" (selamat Tahun Baru).
Warna Lain yang Identik dengan Imlek
Selain warna merah, simbol-simbol lain yang juga identik dengan perayaan Imlek adalah lampion, naga, bunga plum, dan bambu. Lampion melambangkan cahaya keberuntungan, naga melambangkan kekuatan dan kemakmuran, bunga plum dan bambu melambangkan kehidupan dan harapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(WAN)
Sentimen: positif (100%)