Sentimen
Positif (92%)
17 Jan 2025 : 23.57
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Penggilingan

Tokoh Terkait
Arief Prasetyo

Arief Prasetyo

Ada Panen Raya, Bulog Prediksi Harga Beras Stabil Saat Ramadan dan Lebaran 2025 - Halaman all

17 Jan 2025 : 23.57 Views 70

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Ekonomi

Ada Panen Raya, Bulog Prediksi Harga Beras Stabil Saat Ramadan dan Lebaran 2025 - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog memprediksi harga beras akan stabil di momen Ramadan dan Lebaran 2025 karena berbarengan dengan panen raya pada Maret-April.

Menurut Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arwakhudin Widiarso, harga beras tetap akan stabil mengingat pada panen raya ini stok akan melimpah.

Pada saat momen Ramadan dan Lebaran, biasanya harga beras akan melambung tinggi karena permintaan juga meningkat. Sementara itu, di saat panen raya berlangsung, harga beras akan turun.

Dengan begitu, Arwakhudin memprediksi harga beras tetap akan stabil karena stok yang tersedia juga akan tinggi.

"Permintaan tinggi, tapi barangnya juga tinggi, berarti kan enggak berpengaruh sebenarnya. Harapannya kita akan mendapatkan harga yang normal," katanya di kantor Bulog, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2025).

Pada panen raya ini, Bulog menargetkan untuk menyerap 1,4 juta ton setara beras atau 70 persen dari total target penyerapan beras 2025.

Pada tahun ini, berdasarkan surat penugasan dari Badan Pangan Nasional yang diterima Bulog, mereka diminta menyerap sebanyak 2 juta ton beras.

"Target kita di musim tanam yang pertama ini, kita bisa memenuhi setidaknya 70 persen dari target pengadaan dalam negeri untuk gabah beras," ujar Arwakhudin.

Arwakhudin menjelaskan, penyerapan beras pada panen raya tahun ini akan dibagi dalam tiga jenis komoditas.

Pertama, berbentuk Gabah Kering Panen (GKP). Bulog akan membeli gabah langsung dari petani dengan menggunakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru, yaitu sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Kedua, Bulog akan melakukan pengadaan Gabah Kering Giling (GKG). Mereka akan menggandeng kelompok tani untuk melakukan penyerapan.

Ini nantinya akan disimpan dan diproses menjadi beras.

Ketiga, Bulog akan melakukan pengadaan dalam bentuk beras.

Arwakhudin menjelaskan pembagian pengadaan ini dilakukan karena masing-masing jenis komoditas memiliki kebutuhan yang berbeda.

Beras diserap langsung untuk disalurkan, baik dalam bentuk bantuan pangan atau program SPHP.

Sementara itu, GKG diserap karena bisa disimpan lebih lama sebelum diproses menjadi beras.

Sedangkan GKP diserap langsung dari petani agar dapat memberikan manfaat bagi mereka.

"Makanya kami menyediakan komoditas dalam gudang kita itu dalam tiga bentuk itu tadi. Jadi ada yang cepat, ada yang perlu proses, dan ada yang menyentuh petani," ucap Arwakhudin.

Panen raya pertama pada tahun ini merupakan hasil dari musim tanam yang dimulai pada Oktober 2024 hingga Maret 2025.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memperkirakan gabah yang bisa dipanen pada masa panen raya Maret-April mencapai 13-14 juta ton atau 7 juta ton setara beras.

Hasil panen ini memang tidak semuanya diserap oleh Perum Bulog, tetapi sebagian lainnya oleh penggilingan padi di seluruh Indonesia.

Untuk itu, Arief meminta pada Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menjadi mitra strategis pemerintah dan Perum Bulog untuk membantu penyerapan produksi dalam negeri sesuai HPP yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Salah satu kunci kesuksesan kita nanti saat panen raya adalah kesinambungan mulai dari on-farm, kemudian off-farm saat pascapanen. Jadi petani itu menanam bisa semangat, karena gabahnya dibeli dengan harga baik," jelasnya.

Sentimen: positif (92.8%)