Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Sapi
Kab/Kota: Gunungkidul, Yogyakarta
Tokoh Terkait
893 Ekor Sapi Terjangkit PMK, Pemkab Gunungkidul Belum Tutup Pasar Hewan
Espos.id
Jenis Media: Jogja

Esposin, GUNUNGKIDUL – Sebanyak 893 ekor sapi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK). Meski demikian, Pemkab Gunungkidul belum ada rencana menutup aktivitas di pasar hewan.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, meminta kepada masyarakat untuk tidak panik terkait wabah PMK yang terjadi di Bumi Handayani. Pemkab berkomitmen untuk memerangi penyakit ini.
“Tidak perlu panik. Yang terpenting upaya pencegahan terus dilakukan seperti saat menangani antraks atau penyakit lainnya,” kata Sunaryanta kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).
Dia menegaskan hingga saat ini belum ada penetapan status darurat PMK di Gunungkidul. Di sisi lain, juga belum ada kebijakan untuk menutup Pasar Hewan Siyono yang berlokasi di Kalurahan Logandeng, Playen dan Pasar Hewan Munggi di Kalurahan Munggi, Semanu.
“Harus dievaluasi dulu. Termasuk penetapan status darurat karena harus memperhitungkan untung ruginya karena saat diterapkan pasti akan memberikan dampak yang besar,” katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan sejak akhir 2024 hingga 5 Januari 2025 sudah ada sebanyak 893 sapi yang terjangkit PMK. Adapun penyebarannya sudah ditemukan di seluruh kapanewon di Gunungkidul.
“Upaya pemantauan dan pendataan terus dilakukan. Dari 893 sapi yang terkena PMK, ada 63 ekor yang mati,” kata Wibawanti.
Menurut dia, upaya penanggulangan agar sebaran kasus bisa ditekan terus dilakukan. Salah satunya dengan memeberikan vaksin agar kekebalan ternak meningkat sehingga tidak mudah terserang penyakit.
“Kami terus berupaya mengendalikan penyebaran penyakit ini dan mudah-mudahan bisa segera teratasi,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Gunungkidul, Sri Suhartanta, mengatakan dampak merebaknya PMK membuat aktivitas di pasar hewan menjadi sepi. Kendati demikian, ia berharap momen ini bisa dimanfaatkan oleh peternak guna melakukan pengobatan di rumah sehingga penyebaran bisa terkendali.
“Kalau penutupan pasar belum akan dilakukan,” kata Sri Suhartanta.
Menurut dia, sepinya aktivitas di pasar hewan juga disebabkan bergesernya proses transaksi pembelian yang dilakukan secara online. Hal ini sebagai upaya antisipasi mengurangi risiko penularan.
“Saya sempat bertemu dengan beberapa penjual dan mengaku lebih memilih menggunakan media sosial untuk berjualan seperti Facebook dan lainnya,” kata mantan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah ini.
Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul 890 Sapi Terjangkit PMK, Pemkab Gunungkidul Belum Akan Tutup Pasar Hewan
Sentimen: neutral (0%)