Sentimen
Undefined (0%)
14 Jan 2025 : 17.27
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Honda

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait

Ramaikan Pasar Ngemplak Dekat Masjid Zayed, Disdag Solo Gandeng UMKM Oleh-oleh

14 Jan 2025 : 17.27 Views 44

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Ramaikan Pasar Ngemplak Dekat Masjid Zayed, Disdag Solo Gandeng UMKM Oleh-oleh

Esposin, SOLO -- Dinas Perdagangan (Disdag) Solo berencana berkolaborasi dengan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian untuk menempatkan pelaku UMKM guna meramaikan Pasar Ngemplak yang belakangan dikeluhkan sepi.

Hal itu untuk mendukung pengembangan pasar tradisional itu sebagai pusat oleh-oleh atau cenderamata dengan sasaran pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed. Pasar Ngemplak berlokasi tak jauh dari masjid ikonik Kota Solo itu.

Kepala Disdag Solo, Agus Santoso, menyampaikan tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi permasalahan sepinya pasar di perempatan Ngemplak tersebut. “Tentu kami akan berupaya agar pasar tetap hidup, sehingga perekonomian para pedagang bisa berjalan. Akan tetapi memang kami tidak bisa sendiri, kami akan berkolaborasi,” kata Agus saat dihubungi Espos, Senin (14/1/2025).

Pelibatan UMKM yang bergerak di bidang pernik-pernik cenderamata serta oleh-oleh di Pasar Ngemplak, menurut Agus, sejalan dengan program pembinaan UMKM oleh Dinkopukmperin Solo. Selain itu, Disdag juga akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menata para pedagang kaki lima (PKL) di sekitar pasar.

Agus tidak menampik Pasar Ngemplak Solo sebagai pusat oleh-oleh atau cenderamata dengan sasaran wisatawan yang datang ke Masjid Sheikh Zayed selama ini belum optimal. “Saya juga masih baru sehingga masih perlu mempelajari lebih detailnya dan akan terus kami koordinasikan dengan berbagai pihak terkait lainnya,” tambahnya.

Perihal masukan para pedagang untuk menempatkan pedagang oprokan di bagian depan pasar agar terlihat layaknya pasar tradisional lainnya, Agus menerangkan hal tersebut kemungkinannya kecil untuk diterapkan mengingat keterbatasan ruang di kawasan tersebut dan potensi gangguan lalu lintas di simpang empat Ngemplak.

“Kalau dikasih oprokan, parkirnya di mana? Ruangnya kecil, ada kios, dan lokasinya di pinggir jalan besar. Kalau ada oprokan, arus lalu lintas malah terganggu dan dari sisi estetika juga tidak enak dilihat,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Solo, Honda Hendarto, memiliki pandangan berbeda. Ia menekankan pentingnya menjaga Pasar Ngemplak Solo sebagai pasar tradisional dengan segala nilai budaya dan interaksi sosialnya.

“Dari sisi budaya, interaksi antarmasyarakat akan lebih hidup di pasar tradisional. Jangan sampai pasar tradisional ilang kumandange,” kata Honda saat dihubungi awak media, Selasa (14/1/2025).

Honda mendorong Pemkot Solo, dalam hal ini Disdag, mencari solusi yang tepat agar pasar tradisional tetap eksis dan menarik masyarakat. Ia mengusulkan perbaikan infrastruktur dan peningkatan pelayanan sebagai langkah konkret.

Terkait usulan agar pedagang oprokan ditempatkan di bagian depan pasar, Honda menilai hal itu tidak menutup kemungkinan jika dilakukan dengan tertib. “Kalau itu dianggap solusi bagus, silakan. Asalkan tidak mengganggu fasilitas umum di sekitar,” kata dia.

Sebagai informasi, mengutip laman solodata.surakarta.id, Selasa (14/1/2025), Pasar Ngemplak Solo merupakan pasar tradisional Kelas II yang memiliki jumlah tempat usaha kios sebanyak 16 unit, los sebanyak 57 unit, dan tiga lokasi pelataran.

Pasar Kelas II tersebut mensyaratkan luas bangunan lebih kurang 1.500 meter persegi dan di dalamnya terdapat fasilitas pendukungnya seperti perparkiran, pelayanan promosi, pelayanan kesehatan dan keamanan, kantor pengelolaan, serta pengelolaan kebersihan. 

Sentimen: neutral (0%)