Sentimen
Undefined (0%)
14 Jan 2025 : 17.30
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Batang, Demak, Semarang, Yogyakarta

Menganyam Matras Bambu untuk Tol dan Tanggul Laut Semarang-Demak

14 Jan 2025 : 17.30 Views 28

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Menganyam Matras Bambu untuk Tol dan Tanggul Laut Semarang-Demak

Esposin, SEMARANG -- Pembangunan jalan tol Semarang-Demak Seksi I yang menghubungkan Kota Semarang hingga Sayung, Kabupaten Demak, terus dikebut. Proyek ambisius ini tak hanya menghadirkan infrastruktur modern, tetapi juga solusi atas masalah klasik pesisir utara Jawa Tengah, yakni banjir rob.

Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dikutip dari Antara, Selasa (14/1/2025), progres pembangunan jalan tol sepanjang 10,6 km ini telah mencapai 28,7 persen hingga Januari 2025. Dari tiga paket pekerjaan di Seksi I, paket B sepanjang 6,7 km menjadi sorotan utama karena mengintegrasikan fungsi jalan tol dengan tanggul laut. Teknik inovatif menggunakan matras bambu menjadi kunci keberhasilan proyek ini.

Mengatasi Tantangan Tanah Lunak dengan Matras Bambu

Konstruksi di wilayah pesisir seperti Semarang dan Demak menghadapi tantangan berat akibat kondisi tanah yang lunak. Untuk itu, metode matras bambu diterapkan guna menciptakan fondasi yang kuat. Prosesnya melibatkan tujuh batang bambu yang diikat menjadi satu menggunakan tali nilon, kemudian disusun hingga 13 lapisan di atas struktur tanah lunak.

Setelah setiap lapisan bambu dipasang, lapisan tersebut diuruk dengan tanah yang kemudian dipadatkan selama sekitar 45 hari per lapisan. Pada lapisan terakhir, proses pemadatan bahkan memerlukan waktu lebih dari 100 hari. Total, metode ini membutuhkan 7,3 juta batang bambu yang didatangkan dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Barat.

Dari total 6,2 km jalan yang menggunakan teknik matras bambu, kini hanya tersisa 1 km yang masih dalam proses penyelesaian. Direktur Jalan Bebas Hambatan Kementerian PUPR, Wilan Oktavian, menyebut bahwa pekerjaan ini membutuhkan ketelitian tinggi serta waktu pengerjaan sekitar 425 hari.

Dampak Ekonomi Melalui Padat Karya

Metode matras bambu tidak hanya inovatif, tetapi juga memberikan dampak ekonomi signifikan melalui skema proyek padat karya. Sebanyak 3.400 tenaga kerja direkrut dari berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Kalimantan.

Dengan anggaran Rp10,8 triliun yang bersumber dari APBN, proyek ini diharapkan selesai pada April 2027. Selain meningkatkan mobilitas antara Semarang dan Demak, jalan tol ini juga diproyeksikan memangkas waktu perjalanan dari 30-60 menit menjadi hanya 10 menit. Biaya transportasi pun akan turun hingga seperlima dari biaya konvensional, memberikan efisiensi signifikan dalam sektor logistik.

Integrasi Tol dan Tanggul Laut

Sebagai tanggul laut, ruas tol ini akan melindungi sekitar 576 hektare lahan di pesisir utara dari banjir rob. Selain itu, proyek ini mencakup pembangunan dua kolam retensi untuk mendukung pengendalian banjir. Dengan kondisi ini, nilai ekonomi tanah yang sebelumnya sering terendam rob diharapkan meningkat signifikan.

Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, menekankan pentingnya infrastruktur ini dalam meningkatkan mobilitas barang dan manusia serta mendukung kebutuhan sosial masyarakat sekitar.

Hingga akhir 2024, pembebasan lahan telah mencapai 85,4 persen. Meskipun belum sepenuhnya selesai, hal ini tidak menghambat progres konstruksi yang berjalan paralel dengan pembebasan lahan.

Sentimen: neutral (0%)