Sentimen
Undefined (0%)
13 Jan 2025 : 18.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Joglo, Purwodadi, Solo

Kasus: kecelakaan, Kemacetan

Tokoh Terkait

Hari Ketiga Pembukaan Kawasan Simpang Joglo Solo, Warga Soroti Kelengkapan Rambu

13 Jan 2025 : 18.33 Views 34

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Hari Ketiga Pembukaan Kawasan Simpang Joglo Solo, Warga Soroti Kelengkapan Rambu

Esposin, SOLO -- Sejumlah warga sekitar kawasan Simpang Joglo, Banjarsari, Solo, memberi masukan terkait pembukaan jalan bawah atau underpass Joglo dan bundaran Joglo. Masukan tersebut berkaitan dengan rambu-rambu penunjuk arah dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL).

Hal tersebut, menurut para, warga perlu menjadi perhatian bagi berbagai pihak terkait demi kelancaran dan keselamatan lalu lintas di kawasan Simpang Joglo.

Masukan itu salah satunya disampaikan warga Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, Suprapto, 60, yang menyebut perlu ada rambu-rambu penunjuk arah dengan ukuran besar yang dipasang di permulaan underpass Joglo maupun bundaran Joglo, baik di Jl Ki Mangunsarkoro, Jl Kolonel Sugiyono, Jl Piere Tendean, Jl Sumpah Pemuda, serta Jl Solo-Purwodadi.

“Rambu-rambu [penunjuk arah] yang besar di pasang awal jalan-jalan karena yang lewat sini bukan cuma orang Solo. Kalau orang mungkin sudah paham arah-arahnya,” kata dia saat berbincang dengan Espos di kawasan Simpang Joglo, Solo, Senin (13/1/2025).

Selain itu, lanjut Suprapto, APILL juga perlu dipasang, terutama di pertemuan Jl Kolonel Sugiyono dengan bundaran Joglo dan Jl Ki Mangunsarkoro dengan bundaran Joglo. Jika tidak dipasangi APILL, di lokasi itu berpotensi terjadi penumpukan kendaraan mengingat terjadi persilangan kendaraan termasuk juga dari Jl Ki Mangunsarkoro di kawasan tersebut.

“Kalau para pengendara mau semua bersabar ya mungkin aman tapi kan kita enggak tahu mereka bersedia sabar atau enggak. Malah nanti jadi penumpukan lagi atau malah kecelakaan. Semoga hal itu tidak terjadi,” kata dia.

Suprapto menaruh harapan besar atas dibukanya kawasan Simpang Joglo, Solo, tersebut supaya bisa mengurai kemacetan yang sebelumnya kerap terjadi. “Selain itu juga harapannya bisa mendongkrak ekonomi warga sekitar lah,” jelasnya.

Sebelumnya, warga Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, Bambang Suharno, 55, juga memiliki pendapat senada. “Seharusnya rambu yang melingkar itu ditaruh di bundaran, bukan di pinggir jalan,” urai pria yang juga pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kadipiro itu saat ditemui awak media, Sabtu (11/1/2025) lalu.

Dengan penempatan rambu di bundaran, lanjut Suharno, harapannya bisa dilihat dari setiap arah. Kemudian di sisi samping underpass juga untuk satu arah, baik yang ke arah barat maupun timur. "Tapi tidak ada rambu verboden. Nanti akan membuat bingung, apalagi yang keluar dari gang kampung," jelasnya.

Bambang juga mengusulkan penambahan APILL di simpang-simpang menuju bundaran atas. Dia mengatakan pada pagi dan sore, arus lalu lintas di lokasi itu tinggi. "Kalau tidak ada itu [APILL], mungkin bisa saja terjadi kecelakaan. Karena pada buru-buru, terus ada crossing kendaraan dari selatan mau ke timur atau ke utara, atau sebaliknya,” jelas Bambang.

Meski begitu, dia berharap dengan dibukanya ruas jalan Simpang Joglo bisa mengatasi kemacetan di Kota Solo, maupun kawasan perkampungan yang selama ini jadi jalur alternatif selama pembangunan berlangsung dua tahun terakhir.

Menghidupkan Perekonomian

“Termasuk untuk dampak ekonomi juga. Karena selama ditutup, usaha yang ada di sekitar sini bisa dibilang mati. Setelah dibuka semoga ke depan usaha-usaha di sekitar sini bisa ramai kembali,” ujarnya.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) Solo juga telah membuat catatan evaluasi terkait rambu-rambu dan APILL di kawasan yang dibuka pada Sabtu (11/1/2025) lalu.

Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad, menyampaikan telah berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Jateng-DIY dan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY terkait dengan penambahan rambu-rambu dan APILL.

“Kemarin kan RPPJ [rambu pendahulu penunjuk jalan] yang dipasang masih sementara. Kemarin yang menyanggupi dari BPTD [Balai Pengelola Transportasi Darat] atau Balai Besar [Pelaksana Jalan Nasional/BBPJN Jateng-DIY],” kata Taufiq, Minggu (12/1/2025).

Menurut Taufiq, pimpinan proyek Simpang Joglo Solo juga akan mengevaluasi terkait dibukanya kawasan tersebut. Salah satu yang menjadi sorotan dan harus ditangani adalah maraknya pengguna jalan yang melakukan U-turn atau berbalik arah untuk masuk ke jalur underpass Joglo.

“Banyak yang U-turn. Itu langsung pada U-turn saat masuk terowongan. Itu kan tidak boleh. Dulu saat rapat akan dipasangi median cor, tapi masih proses dari Balai Besar Jalan Nasional,” terang dia.

Catatan lain sejauh ini, menurut Taufiq, yakni masih ada pengguna jalan yang berhenti di pinggir jalan. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, petugas Dishub Solo akan terus berpatroli.

“Yang motret-motret parkir di pinggir jalan banyak. Teman-teman Dishub terus patroli di sana. Karena masih baru, banyak masyarakat yang belum paham, sehingga harus intens sosialisasi,” tandasnya.

Sentimen: neutral (0%)