Sentimen
Undefined (0%)
13 Jan 2025 : 15.46
Informasi Tambahan

Kasus: pengangguran

Awal Pekan Rupiah Melemah Jadi Rp16.283 per Dollar AS

13 Jan 2025 : 15.46 Views 20

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Awal Pekan Rupiah Melemah Jadi Rp16.283 per Dollar AS

Espos.id, JAKARTA — Mata uang rupiah melemah ke posisi Rp16.283 per dollar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Senin (13/1/2025).  Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip bisnis.com, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,57% atau 93 poin ke level Rp16.283 per dollar AS. Pada saat yang sama, indeks dollar AS terpantau naik 0,16% ke posisi 109,82.  

Sementara itu, sejumlah mata uang di Asia lainnya ditutup bervariatif terhadap dollar AS. Yen Jepang menguat 0,14% dan dollar Hong Kong menguat 0,02%.  Selain itu, won Korea Selatan juga menguat 0,24% dan yuan China menguat 0,01% per dollar AS. Di sisi lain, dollar Singapura melemah 0,09% dan dollar Taiwan melemah 0,45%. Peso Filipina juga melemah 0,58% dan rupee India melemah 0,63%.  

Dolar Amerika Serikat masih kokoh di level tertinggi selama periode 14 bulan seusai rilis data tenaga kerja AS pekan lalu.  Berdasarkan data Bloomberg, indeks dollar AS yang melacak pergerakan mata uang itu terhadap sejumlah mata uang utama menguat ke level 109,67 pagi ini, mendekati level terkuat sejak November 2022.

Laporan ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan mendorong imbal hasil obligasi ke puncak baru, memberikan tekanan pada valuasi pasar saham di tengah dimulainya musim laporan laba perusahaan.  Ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga Federal Reserve semakin memudar, kini hanya tersisa 27 basis poin untuk 2025, dengan suku bunga terminal diproyeksikan mencapai 4,0% — jauh lebih tinggi dari harapan 3,0% yang berlaku tahun lalu.  

Pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data tenaga kerja nonfarm payroll naik 256.000 pekerjaan pada Desember 2024, angka tertinggi sejak Maret.  Data tenaga kerja ini melampaui ekspektasi hampir semua ekonom dalam survei Bloomberg. Adapun tingkat pengangguran turun ke 4,1%, dan upah rata-rata naik 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya.  

Sepanjang 2024, AS menambah 2,2 juta lapangan pekerjaan, lebih rendah dari pencapaian 2023 sebesar 3 juta tetapi tetap lebih tinggi dari 2 juta pekerjaan yang tercipta pada 2019.  "Data yang begitu kuat membuat kami memperkirakan hanya satu kali pemotongan suku bunga oleh Fed pada Juni, sebesar 25 basis poin," ujar kepala riset ekonomi Barclays, Christian Keller. Dia menambahkan bahwa perlambatan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang dan penurunan inflasi pada paruh pertama tahun ini dapat mendukung keputusan tersebut. Kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun ke puncak 14 bulan di 4,79% mencerminkan sentimen hawkish. Saat ini, imbal hasil tersebut diperdagangkan sedikit lebih rendah di 4,764% di Asia.

 

Sentimen: neutral (0%)