Sentimen
Undefined (0%)
13 Jan 2025 : 14.55
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jati, Semarang, Solo, Sukoharjo, Wonogiri

2 Tahun Beroperasi, BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri Jadi Angkutan Favorit Pekerja

13 Jan 2025 : 14.55 Views 31

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

2 Tahun Beroperasi, BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri Jadi Angkutan Favorit Pekerja

Esposin, WONOGIRI — Bus Rapid Transit atau BRT ) Trans Jateng rute Solo-Wonogiri telah beroperasi selama dua tahun untuk memfasilitasi mobilitas masyarakat serta memperkuat aglomerasi wilayah Soloraya. Diluncurkan pada Agustus 2023, layanan transportasi tersebut kini menjadi favorit masyarakat Wonogiri, khususnya pekerja.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Waluyo, mengatakan tarif yang relatif murah membuat Trans Jateng Solo-Wonogiri banyak diminati para pekerja. Terutama mereka yang harus bolak-balik dari tempat kerja ke rumah.

"Trans Jateng disambut baik khususnya masyarakat Wonogiri, terutama karena tarif yang murah dan ketepatan waktu," ungkap Waluyo ketika dihubungi Espos, Senin (13/1/2025).

Dia mengatakan sampai sekarang upaya peningkatan layanan BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri terus dilakukan secara berkala. Dishub Wonogiri aktif berkomunikasi dengan Balai Transportasi Jateng untuk mengevaluasi dan meningkatkan berbagai aspek layanan, mulai dari kinerja operator, fasilitas, hingga ketepatan waktu.

"Harapan kami juga ketepatan waktu dan kehatian-hatian di jalan. Faktor keselamatan itu yang utama," tegas Waluyo. Selain itu, menurut Waluyo, Trans Jateng memiliki peran penting dalam mendukung aglomerasi wilayah Soloraya.

Dengan menghubungkan pusat-pusat kota di Solo, Sukoharjo, dan Wonogiri, dia yakin Trans Jateng mampu memfasilitasi mobilitas penduduk antarwilayah, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap berbagai layanan publik.

"Trans Jateng memang tujuannya adalah aglomerasi, menyambungkan pusat-pusat kota di Soloraya," jelas Waluyo.

Sementara itu, untuk menjangkau daerah-daerah di Wonogiri, dia mengatakan masyarakat dapat memanfaatkan angkutan lain seperti angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan perdesaan (akudes).

Sutamto, 51, seorang buruh pabrik di Solo yang berasal dari Pracimantoro, Wonogiri, mengaku memilih BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri karena alasan efisiensi. Menurutnya, tarifnya jauh lebih murah jika dibandingkan bus antarkota. 

Load Factor Tertinggi

"Murah ini, karena kalau langsung ke Praci Rp30.000, ini hanya Rp5.000 sampai Wonogiri," ujarnya saat diwawancarai Espos, belum lama ini.

Sutamto yang biasa pulang ke Wonogiri satu hingga dua pekan sekali mengungkapkan waktu tempuh Trans Jateng lebih cepat dan pasti bila dibandingkan bus antarkota lainnya.

Sebelumnya, data Balai Transportasi Jateng menunjukkan BRT Trans Jateng rute Solo-Wonogiri telah melayani sebanyak 1.345.894 penumpang sepanjang 2024. Jumlah ini menempatkan koridor Solo-Wonogiri sebagai koridor dengan load factor tertinggi, mencapai 105,7% pada tahun lalu.

"Meskipun jumlah penumpang Trans Jateng Solo-Wonogiri masih di bawah koridor Semarang-Bawen yang memiliki jumlah armada lebih banyak, tapi kalau load factor tertinggi di Solo-Wonogiri," jelas Kasi Operasional Balai Transportasi Jateng, Bayu Pramono Jati.

Tingginya load factor mengindikasikan tingkat pemanfaatan bus Trans Jateng yang optimal dan menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap layanan transportasi ini.

Bayu mengatakan Balai Transportasi Jateng rutin melakukan evaluasi layanan setiap enam bulan sekali, termasuk survei kepuasan masyarakat. Hasil evaluasi terbaru menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat akan layanan Trans Jateng hingga malam hari.

"Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan menyesuaikan potensi demand di koridor Solo-Wonogiri, kami menambah jam layanan dengan keberangkatan dari Terminal Tirtonadi maupun Terminal Tipe C Wonogiri hingga pukul 18.00 WIB," papar Bayu.

Saat ini, BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri selesai beroperasi pukul 19.50 WIB dengan jarak antarbus berkisar 10-20 menit, tergantung kondisi lalu lintas. Trans Jateng Solo-Wonogiri diharapkan terus berorientasi pada kebutuhan masyarakat sehingga dapat mendorong peningkatan mobilitas, memperkuat aglomerasi wilayah, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Sentimen: neutral (0%)