Sentimen
Undefined (0%)
10 Jan 2025 : 19.58
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Dukuh, Gunung

Tokoh Terkait

BTNGMb Kaji Buka Jalur Pendakian Gunung Merbabu Baru Via Gancik Boyolali

10 Jan 2025 : 19.58 Views 40

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

BTNGMb Kaji Buka Jalur Pendakian Gunung Merbabu Baru Via Gancik Boyolali

Esposin, BOYOLALI -- Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) membuka opsi untuk membuat jalur pendakian Gunung Merbabu lewat Dusun Gancik, Desa/Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. 

Sebagai informasi, saat ini terdapat jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo yang pintu masuknya lewat Dukuh Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo. 

Untuk menuju jalur pendakian, pendaki harus melewati Desa Selo, salah satunya Dusun Gancik.

Selama ini, warga Dusun Gancik juga membuka jalur pendakian Gunung Merbabu sendiri di luar jalur yang ditentukan BTNGMb. 

Untuk membahas hal tersebut, BTNGMb bersama dengan Pemerintah Kecamatan Selo bertemu dengan warga Desa Tarubatang dan Selo untuk membahas adanya jalur pendakian baru hingga teknis yang dilaksanakan masyarakat di Aula Kantor Kecamatan Selo, Jumat (10/1/2025). 

Pertemuan berlangsung sekitar empat jam mulai pukul 13.00 WIB-17.00 WIB.

Kepala BTNGMb, Anggit Haryoso, menyampaikan berawal pada 2016 terdapat permintaan pembukaan jalur di Dusun Gancik, Desa Selo. 

Namun secara aturan termasuk zonasi wilayah belum memungkinkan.

“Akan tetapi setelah itu tidak ada tindak lanjut penyelesaian. Oleh karena itu, sudah sejak Oktober 2024, kami secara estafet melakukan pertemuan intensif dua desa [Desa Selo dan Tarubatang], kecamatan [Selo], dan OPD Kabupaten Boyolali,” kata dia ditemui wartawan di area Kantor Kecamatan Selo. 

Ia berharap ke depan dapat ditemukan titik temu terkait jalur pendakian yang ada di Selo. 

Anggit mengatakan untuk membuka jalur pendakian baru maka dibutuhkan kajian ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.

Setelah dilakukan kajian, kalau hasilnya bagus maka dilakukan penyesuaian zonasi.

“Untuk saat ini, jalur yang ada di Dusun Gancik ada di zona rehabilitasi, zona rimba, dan zona inti. Maka, kajian harus dilakukan secara paralel dengan revisi zonasi. Setelah itu baru revisi zonasi,” kata dia.

Ia mengatakan selalu ada potensi pembukaan jalur baru, akan tetapi masih perlu melihat hasil kajian dan penyesuaian zonasi kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu.

Anggit mengatakan selama ini ada komunikasi yang kurang intensif dari Desa Selo dan Tarubatang soal jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo. 

Pertemuan tersebut, tutur Anggit, sebagai titik awal untuk penyelesaian jalur pendakian.

Dalam pertemuan terdapat beberapa kesepakatan, yang pertama walau nantinya ada dua jalur yaitu lewat Genting, Tarubatang dan Gancik, Selo, jalur pendakian yang dipakai tetap satu nama yaitu pendakian Merbabu via Selo. 

Kata Selo disepakati mengacu pada nama kecamatan, bukan nama desa.

Selain itu, nantinya ketika pos tiket juga bakal digeser ke Dukuh Selo Tengah, Desa Selo, dengan ukuran 3 meter x 3 meter menggunakan tanah hibah dari warga atas nama Giyanto.

Untuk pembagian kuota pendakian yaitu 65% untuk Desa Selo dan 35% untuk Dukuh Genting ketika jalur via Gancik resmi dibuka.

Lalu, pembuatan peraturan tiket retribusi kawasan wisata menunggu ditetapkan peraturan desa dari kedua wilayah. 

Lalu, ada pembagian retribusi desa dengan komposisi 50:50. Kemudian, anggota KPA Ranger Merbabu terdiri dari warga Desa Selo dan Tarubatang.

“Semoga tidak terlalu banyak yang harus kami ubah, sehingga proses pembukaan jalur bisa lebih cepat,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Gancik, Wiranto, mengatakan permasalahan dua desa desa tersebut berawal dari tidak ada duduk bersama sehingga terdapat miskomunikasi.

Ia bersyukur akhirnya ada kesepakatan bersama untuk menjalin silaturahmi dan jalur pendakian. 

Wiranto lega akhirnya jalur pendakian bisa dikelola kedua desa.

Wiranto mengamini pemicu awal permasalahan jalur pendakian Gunung Merbabu ada di Dukuh Genting, Desa Tarubatang. 

Padahal, jalur menuju Genting lewat Desa Selo, akan tetapi belum ada kontribusi ke Desa Selo.

“Sebenarnya Gancik itu kan jalur ritual dari nenek moyang, jadi bukan warga buat jalur. Sudah ada cerita nenek moyang, itu jalur ritual. Dahulu kalanya jalan untuk turun gunung,” kata dia.

Ia mengatakan jalur pendakian via Gancik sempat viral sekitar 2016, saat itu ada pendaki yang mencari jalur tikus. 

Saat itu, warga melihat pendakian via Gancik semakin banyak sehingga menghidupkan kembali jalur lawas tersebut.

“Kami berharap jalur via Gancik bisa segera diresmikan. Untuk nama disepakati tetap satu, via Selo. Ketika sudah diresmikan nanti masyarakat Desa Tarubatang dan Selo bisa berbaur lagi, lebih erat,” kata dia. 

 

Sentimen: neutral (0%)