Sentimen
Undefined (0%)
10 Jan 2025 : 17.17
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Kab/Kota: Klaten

Kasus: Demam berdarah dengue

Kasus DBD Klaten Melonjak, Ada Temuan Virus Dibawa Nyamuk sejak Masih Jentik

10 Jan 2025 : 17.17 Views 25

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kasus DBD Klaten Melonjak, Ada Temuan Virus Dibawa Nyamuk sejak Masih Jentik

Esposin, KLATEN – Tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten selama 2024 yang melonjak drastis hingga empat kali lipat karena adanya model baru persebaran virus. 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten menyebut ada temuan transmisi transovarial virus dengue di Klaten. 

"Transmisi yang dimaksud yakni virus dengue sudah dibawa nyamuk sejak jentik," ujar Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, seperti dikutip Espos, Jumat (10/1/2025). 

Sebelumnya penularan melalui nyamuk menggigit orang yang sudah terinfeksi virus dengue kemudian menyebarkan ke orang lainnya. 

Dari temuan itu, risiko persebaran virus DBD semakin tinggi. 

"Faktor lainnya bisa disebabkan lantaran masih ada kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yang belum dilakukan secara rutin," lanjutnya. 

Melonjak Drastis

Jumlah kasus akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah selama 2024 melonjak drastis hingga empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Angka kematian akibat DBD juga meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan tahun 2023. 

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, angka kasus DBD selama 2023 tercatat sebanyak 308 dengan 14 orang meninggal dunia. 

Sementara, angka kasus penyakit itu pada 2024 tercatat sebanyak 1.256 dengan angka kematian mencapai 31 orang.

Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengakui angka kasus kematian akibat DBD tinggi. 

Angka kasus itu melebihi toleransi dari organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) yakni 1 persen dari total kasus.

Disinggung rentang usia angka kematian akibat DBD, Anggit menjelaskan rata-rata pada usia anak di bawah 12 tahun. 

Dia juga membenarkan ada orang dewasa yang meninggal akibat DBD. 

“Sebaran kasusnya merata di 26 kecamatan,” jelas Anggit, Jumat (10/1/2025).

Anggit menjelaskan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih menjadi cara ampuh untuk mencegah persebaran DBD. 

Apalagi, ada temuan transmisi transovarial virus dengue di Klaten. 

Lantaran hal itu, pemberantasan nyamuk dengan memastikan tidak ada jentik harus semakin digencarkan.

Selain itu, Anggit menilai cara lain yakni dengan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. 

Hanya, vaksinasi saat ini masih berbayar dan tidak ditanggung pemerintah. 

Disinggung kemungkinan pemberian vaksin ke kelompok rentan dengan pembiayaan dari pemerintah daerah, Anggit menjelaskan hal itu butuh kajian. 

Anggit masih mencoba mengkaji opsi tersebut untuk diusulkan.

Sentimen: neutral (0%)