Sentimen
Undefined (0%)
10 Jan 2025 : 16.17
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Hewan: Kambing, Sapi

Kab/Kota: Wonogiri

PMK Semakin Meluas, Peternak Wonogiri Didorong Lakukan Vaksinasi Ternak Mandiri

10 Jan 2025 : 16.17 Views 20

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

PMK Semakin Meluas, Peternak Wonogiri Didorong Lakukan Vaksinasi Ternak Mandiri

Esposin, WONOGIRI — Persebaran virus penyakit mulut dan kuku atau PMK yang menyerang ternak berkuku belah seperti sapi dan kambing di Kabupaten Wonogiri semakin meluas. Vaksinasi belum bisa dilakukan secara optimal karena dosis vaksin PMK dari pemerintah daerah terbatas.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mendorong peternak untuk sementara melakukan vaksinasi ternak mereka secara mandiri sembari menunggu distribusi vaksin dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Data Dinas Pertanian Wonogiri, selama sembilan hari terakhir, Rabu-Kamis (1-9/1/2025), jumlah ternak yang terinfeksi PMK sudah mencapai 762 ekor. Sebanyak 80 ternak di antaranya mati. Sebaran ternak yang terinfeksi PMK ada di semua kecamatan, kecuali Girimarto. Sementara itu, sudah ada 276 sapi sehat yang divaksinasi PMK.

Kepala Bidang Veteriner Dinas Pertanian Wonogiri, Magdalena Pancaningtyas Utami, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah meminta data kebutuhan vaksinasi PMK untuk ternak di Kabupaten Wonogiri, belum lama ini.

Kebutuhan vaksin itu untuk periode Februari-Maret 2025. “Kami baru mengajukan permintaan 1.500 dosis vaksin PMK ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,” kata Tyas saat dihubungi Espos, Jumat (10/1/2025).

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Wonogiri kini memiliki 500 dosis vaksin PMK dari Asosiasi Pedagang Penggemukan Sapi Indonesia (APPSI). Sebagian besar vaksin itu sudah disuntikkan ke sejumlah ternak. 

Tyas menyampaikan sembari menunggu jatah vaksin dari Pemerintah Provinsi Jateng, peternak diharapkan melakukan vaksinasi ternak mereka secara mandiri terlebih dahulu.

Hal ini perlu dilakukan agar segera tercipta kekebalan populasi ternak terhadap virus PMK. Peternak bisa menghubungi petugas kesehatan hewan terdekat untuk melakukan vaksinasi mandiri tersebut. Biaya vaksinasi PMK mandiri itu sekitar Rp80.000/dosis. 

“Pemerintah mendorong masyarakat untuk vaksinasi PMK secara mandiri dulu. Tidak njagake dari pemerintah karena ada keterbatasan anggaran,” ujar dia.

Penutupan Pasar Hewan

Di sisi lain, dia mengatakan pemberian vaksin itu tidak bisa sembarangan. Petugas kesehatan hewan di Wonogiri memastikan ternak yang menerima vaksin itu berada di wilayah yang tidak terdapat sebaran PMK. 

Sapi yang berada di area sebaran padat penyakit PMK tidak akan menerima vaksin terlebih dulu. Sebab jika sapi di area tersebut divaksinasi, justru berpotensi menimbulkan penyakit. 

Tyas menyebut dalam proses vaksinasi ini terdapat kendala. Ada beberapa peternak yang justru menolak ternak mereka divaksin karena takut akan menimbulkan efek samping pada kemudian hari.

Padahal hal itu tidaklah benar. Vaksin justru akan membuat ternak kebal terhadap virus. Ternak yang telah divaksin potensi terinfeksi penyakitnya sedikit. “Kalau ada kasus begitu, karena stok vaksinnya masih terbatas, kami cari sasaran ternak lain dulu sambil tetap kami berikan pengertian kepada peternak. Tetapi ada banyak juga peternak yang welcome [mau ternaknya divaksin],” ucap Tyas.

Dia menambahkan vaksinasi menjadi cara efektif untuk menangani persebaran wabah penyakit seperti PMK. Akan tetapi, mengingat ketersediaan vaksin PMK di Wonogiri masih terbatas, penanganan wabah masih bisa dilakukan secara mandiri atau bersama dengan disinfeksi kandang atau area yang terkontaminasi ternak yang terinfeksi PMK secara berkelanjutan. 

“Disinfeksi bisa dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan bahan di sekitar contohnya cairan pemutih pakaian dicampur air atau sitrun dicampur air,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Wonogiri, Wahyu Widayati, menerangkan penutupan pasar hewan diperpanjang hingga 16 Januari 2025. Sebelumnya penutupan direncanakan hanya sampai 9 Januari 2025.

Perpanjangan masa penutupan pasar hewan ini guna menekan persebaran virus penyakit mulut dan kuku yang banyak menyerang sapi dan hewan kuku belah lainnya. “Melihat situasi persebaran virus PMK yang terus meningkat, Pak Bupati memperpanjang masa penutupan pasar hewan ini. Apakah nanti akan diperpanjang lagi, belum tahu. Kami akan melihat perkembangannya nanti,” kata Wahyu.

Sentimen: neutral (0%)