Sentimen
Undefined (0%)
10 Jan 2025 : 14.51
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Sragen

Kasus: zona merah

Cegah Penularan PMK, DKP3 Sragen Skrining Sapi Masuk Pasar Hewan

10 Jan 2025 : 14.51 Views 18

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Cegah Penularan PMK, DKP3 Sragen Skrining Sapi Masuk Pasar Hewan

Esposin, SRAGEN-Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen melakukan skrining terhadap sapi-sapi yang masuk ke Pasar Hewan Nglangon, Sragen, Jumat (10/1/2025) pagi. Skrining itu dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK).

Upaya itu dilakukan DKP3 Sragen mengingat angka kasus PMK di Sragen terus meningkat. Hingga Jumat, pukul 13.00 WIB, kasus PMK di Sragen mencapai 1.069 kasus dengan kasus baru sebanyak 21;kasus dan kasus aktif sebanyak 794 kasus yang menyebar di 20 kecamatan. Angka kematian sapi akibat PMK juga naik dari 113 ekor menjadi 120 ekor yang terdiri atas 55 ekor mati karena sakit dan 65 ekor mati karena disembelih. Sementara sapi yang sembuh dari PMK naik menjadi 155 ekor. Hingga Jumat seluruh kecamatan di Sragen masih zona merah PMK.

Pejabat Fungsional Medix Veteriner DKP3 Sragen drh. Ana Margaretha kepada Espos, Jumat, menerangkan DKP3 Sragen melakukan kewaspadaan PMK dengan melakukan skrining ternak, khususnya sapi yang masuk ke Pasar Hewan Nglangon, Sragen. Skrining itu, jelas dia, dilakukan supaya tidak ada penukaran PMK di lingkungan pasar hewan. Sapi-sapi yang sakit PMK, kata dia, langsung dipulangkan dan dilarang masuk pasar hewan.

"Skrining dilakukan dengan pemeriksaan hewan yang masuk ke pasar, baik kondisi mulut dan kakinya, terutama kuku hewan. Kalau ada gejala sedikit saja tidak boleh masuk. Untuk menghindari penularan, ada petugas yang melakukan disinfeksi lingkungan pasar, termasuk sapi-sapi dan armada pengangkut sapi, baik truk maupun mobil pikap," ujar dia.

Disinfeksi atau penyemprotan disinfektan itu, jelas dia, dilakukan setiap hari pasaran pasar hewan, kebetulan dua pasar hewan di Sragen dan Sumberlawang pasaran Pahing semua. Upacara pencegahan lainnya, jelas Ana, dengan mengedukasi para peternak melalui pasangan MMT dan siaran di radio. 

"Persebaran PMK sudah merata di 20 kecamatan dengan jumlah sapi yang terinfeksi sebanyak 1.069 ekor. Sapi yang mati juga bertambah menjadi 120 ekor. Kasus kematian akibat PMK di tahun ini lebih banyak dibandingkan kasus kematian saat PMK muncul di 2022 lalu. Kematian yang tinggi itu dimungkinkan adanya infeksi sekunder lain," ujarnya.

Kondisi sebaran PMK yang masif itu, jelas dia, berpengaruh pada okupansi sapi di pasar hewan Sragen. Dia menyatakan penurunan okupansinya mencapai 90%, yakni dari normal 500 ekor menjadi 50 ekor.

Sentimen: neutral (0%)