Esposin, KLATEN – Selain mengunjungi Candi Prambanan, para turis asing atau wisatawan mancanegara doyan blusukan ke pasar tradisional. Salah satunya ke Pasar Kridomulyo, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Klaten.

Seperti pada akhir Desember 2024 lalu. Sekitar lima turis asal Belanda mengunjungi pasar tersebut setelah bersepeda keliling kampung. Mereka langsung menjelajah berbagai sudut pasar setelah memarkirkan sepeda.

Mereka melihat aktivitas jual-beli di pasar desa itu. Beberapa ada yang berbincang dengan pedagang hingga memotret didampingi tour guide. Ada juga turis yang langsung menikmati pisang yang dijual pedagang di pasar tersebut.

“Di daerah asal mereka tidak ada suasana pasar seperti ini. Di sana kan pasarnya tertutup. Karena itu kami mengarahkan ke pasar terbuka. Sebelumnya keliling sawah,” kata tour guide asal Jakarta, Sugeng, yang mendampingi sejumlah turis Belanda tersebut saat ditemui Espos di Prambanan.

Sugeng mengungkapkan para turis asing menikmati suasana pasar tradisional di Indonesia yang jauh berbeda dengan suasana di negara asal mereka.

Hal itu pula yang diungkapkan salah satu turis Belanda, Hans. “Suasana pasarnya bagus. Berbeda dari Belanda. Orangnya ramah-ramah,” kata turis Belanda dari Amsterdam itu.

Salah satu pedagang Pasar Kridomulyo, Samiyem, mengungkapkan pasar tersebut kerap kedatangan wisatawan mancanegara yang datang bersepeda. Dalam setengah hari, kerap ada tiga rombongan yang datang.

Dia menjelaskan para turis asing itu diagendakan para tour guide untuk sengaja berkunjung ke tempat-tempat tradisional di wilayah Prambanan selain mengunjungi Candi Prambanan.

“Diagendakan ke sini kemudian ke candi,” jelas Samiyem.

Samiyem mengungkapkan salah satu bahan tradisional yang kerap menjadi daya tarik turis asing yakni empon-empon yang dijual di pasar.

Selain itu, mereka tertarik dengan berbagai peralatan tradisional. “Seringnya itu beli kipas dan caping,” kata Samiyem.