Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali
Kasus: pelecehan seksual, pencurian, penganiayaan
Tokoh Terkait
Puluhan Ibu-Ibu Laporkan Balik Bocah KM, dari Tuduhan Mencuri hingga Pelecehan
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, BOYOLALI -- Lebih dari 20 ibu-ibu asal Desa Banyusri, Kecamatan Wonosegoro, mendatangi Polres Boyolali pada Kamis (9/1/2025) sore.
Mereka melaporkan KM, 12, bocah yang sempat viral karena dianiaya warga karena menjadi korban pencurian celana dalam hingga pelecehan seksual, beberapa waktu lalu.
Pendamping hukum warga yang datang, Ria Magdalena, menyampaikan ada tiga laporan yang dibawa yaitu pasal pelecehan atau tindakan asusila yang diduga dilakukan KM, pencurian yang dilakukan KM, dan penganiayaan yang dilakukan ayah KM, Mulyadi.
“Bapak Mulyadi ini menganiaya anaknya sendiri. Dan kami ada dua saksi yang menyaksikan langsung,” kata Ria kepada wartawan ditemui Polres Boyolali, Kamis.
Ia menjelaskan kronologi berawal sewaktu ketahuan mencuri pada pertengahan November 2024, awalnya ada permintaan maaf dari anak dan bapaknya sekaligus berpamitan.
Sewaktu dikumpulkan bersama warga, KM mengakui perbuatannya yang tidak hanya mencuri celana dalam tapi juga perbuatan asusila seperti pelecehan seksual terhadap beberapa teman perempuannya, mencuri HP, uang, dan sebagainya.
“Sewaktu anaknya mengaku, bapaknya langsung bereaksi. Yang kali pertama melakukan itu bapaknya sendiri. Dipukul sampai jatuh, waktu jatuh masih dipukuli lagi,” kata dia.
Ia mengatakan saat itu tidak ada tekanan dari warga untuk Mulyadi memukul KM.
Namun yang diherankan hingga 14 orang ditetapkan menjadi tersangka, nama Mulyadi tidak muncul menjadi tersangka padahal ia menjadi pemicu pertama mengawali penganiayaan.
Saat KM mengakui perbuatannya bahkan mengaku melakukan pelecehan seksual ke anak mereka, para ibu-ibu refleks pingsan, menangis, hingga melakukan pemukulan.
Ria tak ingin membenarkan perilaku para ibu-ibu yang melakukan pemukulan.
Namun saat itu para ibu merasakan emosi sesaat akibat perbuatan KM yang kelewat batas.
“Tapi para ibu kalau tahu anaknya digerayangi, bayangkan seperti apa sih rasanya. Kami tidak membenarkan perilaku ibu-ibu itu, tapi itu ada pemicunya,” kata dia.
Ria mengatakan ibu-ibu yang datang turut mendampingi salah satu warga yang akan melaporkan. Ada sekitar 20 ibu-ibu yang menjadi korban pencurian dalam hingga pelecehan seksual.
“Pelecehan seksualnya dilakukan saat ibu-ibu ini tidur. Jadi waktu KM ini mau mengambil celana dalam, uang, atau HP itu masuk dari pintu belakang atau jendela. Nah, kalau ada ibu-ibu atau anak-anak di situ kebanyakan digerayangi. Jadi membuat resah masyarakat setempat, korbannya lebih dari 20,” kata dia.
Ia menjelaskan para korban pelecehan seksual mengalami trauma. Para ibu-ibu sampai memaku jendela dan anak perempuan yang menjadi korban tidak berani tidur sendiri.
Beberapa bukti juga dibawa kuasa hukum dan warga seperti celana dalam yang ditemukan di rumah KM bahkan ada yang dikubur.
Sementara itu, salah satu warga, Yanti, mengaku dilecehkan KM saat tidur. Saat itu, suaminya sedang sif kerja malam sehingga ia tidur di rumah sendirian.
“Saat tidur, saya merasa ada yang meraba dan refleks, saya kira itu anak saya. Terus saya mendengar suara pintu terbuka, saya keluar melihat bocah kecil. Waktu itu enggak jelas siapa, itu keluarnya dari pintu dapur. Celana dalam saya hilang sekitar enam,” kata dia.
Kemudian, berkumpul bersama ibu-ibu, ternyata banyak mengeluhkan celana dalamnya hilang bahkan dilecehkan saat tidur.
Mereka mengatakan satu nama yang melakukan hal tersebut sampai terbukti celana dalam mereka ditemukan di kamar KM hingga dikubur di belakang rumah.
“Itu meresahkan karena yang dilakukan tidak hanya sekali. Anak-anak pada takut, saya pas tidur sendiri ya takut, trauma, terbayang begitu. Korbannya mulai dari anak di bawah umur, ibu-ibu, hingga nenek-nenek,” kata dia.
Yanti mengatakan saat ditanya, KM berdalih celana dalam yang dicuri digunakan untuk membantu tidur.
Ia mengatakan rata-rata korban satu RT atau tinggal di sekitar rumah KM. Ia sendiri tinggal dengan jarak sekitar dua rumah dari kediaman KM.
Sebelumnya diberitakan, KM menjadi korban penganiayaan tetangganya pada pertengahan 18 November 2024.
Saat itu, ia dianiaya oleh warga sekitar karena tuduhan mencuri celana dalam hingga melakukan pelecehan seksual.
Dari kejadian tersebut, 14 orang tetangga KM termasuk Ketua RT dan istrinya telah ditetapkan menjadi tersangka penganiayaan.
Sentimen: neutral (0%)