Sentimen
Undefined (0%)
7 Jan 2025 : 22.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Berkurangnya Luas Lahan dan Degradasi Kualitas jadi Tantangan Produksi Pertanian

7 Jan 2025 : 22.10 Views 40

Espos.id Espos.id

Berkurangnya Luas Lahan dan Degradasi Kualitas jadi Tantangan Produksi Pertanian

Espos.id, SOLO—Produksi pertanian dinilai sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas sumber daya lahan. Tantangannya adalah berkurangnya luas lahan dan degradasi lahan.

Hal tersebut diungkapkan akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof. Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P. dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Fakultas Pertanian (FP), akhir Desember 2024 lalu. Pidatonya tersebut berjudul Nilai Penting Valuasi Ekonomi Konservasi Lahan Pertanian dalam Mendukung Keberlanjutan Swasembada Pangan.

Joko dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Kepakaran Ekonomi Sumber Daya Pertanian, sekaligus menjadi guru besar ke-46 di FP UNS dan guru besar ke-321 di UNS.

Menurutnya, produksi pertanian sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas sumberdaya lahan. Setidaknya ada dua tantangan untuk meningkatkan produksi pertanian, yakni berkurangnya luas lahan dan degradasi lahan. Berkurangnya luas lahan pertanian disebabkan maraknya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan nonpertanian. Penurunan kesuburan lahan pertanian juga disebabkan praktik pengelolaan lahan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi.

Joko Sutrisno menekankan pentingnya pengelolaan lahan pertanian yang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi. Hal ini akan mengurangi potensi erosi yang menghindarkan dari degradasi lahan.

Pada wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu, beberapa hal akan mampu dihindari seperti penurunan produktivitas lahan, penurunan pendapatan petani, dan terjadinya lahan kritis. Sedangkan pada wilayah hilir dari DAS yaitu sedimentasi danau atau waduk, banjir, dan kekeringan. “Degradasi lahan tersebut secara ekonomi akan sangat merugikan. Kerugian tersebut bisa dihitung dengan melakukan valuasi ekonomi terhadap kerusakan sumber daya lahan yang ada dan akibat yang ditimbulkannya,” ujarnya dalam siaran resmi UNS kepada Espos.id, baru-baru ini.

Sementara itu, kepakaran Joko Sutrisno salah satunya mendalami cara menghitung besaran kerugian di wilayah terjadinya degradasi. Hal tersebut menggunakan pendekatan biaya pengganti yang harus dikeluarkan untuk memulihkan lahan seperti semula baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Pada wilayah hilir, kerugian dihitung berdasarkan berkurangnya atau hilangnya fungsi/jasa lingkungan.

Berdasarkan pendalaman valuasi ekonomi, kerugian yang ditimbulkan jika terjadi degradasi lahan akan sangat besar. Cara mencegah terjadinya degradasi lahan dengan memperhatikan kaidah-kaidah konservasi menjadi tindakan yang penting. Konservasi sumberdaya lahan turut mempertahankan kesuburan lahan. Hal ini berdampak positif pada produktivitas pertanian yang bisa terus terjaga. Rekomendasi tersebut dinilai dapat mendukung keberlanjutan swasembada pangan.

Sentimen: neutral (0%)