Sentimen
Undefined (0%)
7 Jan 2025 : 21.04
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Joglo, Solo

Kasus: Kemacetan

Proyek Penataan Simpang Joglo Solo Ubah Kebiasaan hingga Pekerjaan Warga

7 Jan 2025 : 21.04 Views 18

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Proyek Penataan Simpang Joglo Solo Ubah Kebiasaan hingga Pekerjaan Warga

Esposin, SOLO -- Proyek penataan kawasan Simpang Joglo, Banjarsari, Solo, yang termasuk di dalamnya pembangunan rel layang dan underpass membawa perubahan pada kebiasaan warga sekitar.

Perubahan itu terutama akibat penutupan Simpang Joglo yang berlangsung cukup lama agar proyek bisa berjalan lancar sekaligus aman. Penutupan jalan yang dilakukan sejak 2023 lalu hingga 2025 ini mengubah kebiasaan warga sekitar.

Di antaranya terkait rute perjalanan. Perubahan tersebut pada gilirannya memunculkan jalur-jalur alternatif baru yang menurut warga bisa mendukung aktivitas mereka.

Salah satu warga RW 011, Kelurahan/Kecamatan Banjarsari, Solo, Nini, yang tinggal di sebelah barat TPU Bonoloyo dan memiliki usaha wedangan di kawasan itu mengatakan dia dan tetangganya sekarang jadi sering lewat makam untuk bepergian.

“Saya tahu persis jalan ini [jalan di TPU] memang kerap dipakai warga, tapi sejak adanya penutupan, di sini jadi makin ramai berkali-kali lipat. Malah sering macet di tengah-tengah jalan ini. Apalagi musim liburan. Bukan hanya sepeda motor, tetapi juga mobil, pikap, mobil boks, minibus, dan lain-lainnya, kecuali tronton,” jelasnya saat berbincang dengan Espos di kawasan TPU Bonoloyo, Selasa (7/1/2025).

Ruas jalan dengan lebar sekitar 2,5 meter itu, lanjut Nini, jadi sasaran pengendara dari dan ke Solo. Padahal ada jalur alternatif lain yang disediakan, salah satunya Jl Gunung Slamet.

“Tapi enggak tahu kenapa masyarakat lebih memilih lewat sini, apalagi kendaraan yang baru keluar pintu tol Gondangrejo. Makanya sering macet, dan ramainya 24 jam di sini,” tambahnya.

Penutupan ruas jalan akibat pembangunan proyek Simpang Joglo itu, kata Nini, terasa lebih berdampak bagi warga di Kelurahan Kadipiro dan Kelurahan Banjarsari, sementara dua kelurahan lainnya yang juga berada di kawasan proyek, yakni Kelurahan Joglo dan Kelurahan Nusukan dampaknya lebih ringan.

“Karena memang dari dua kelurahan itu kalau warganya mau ke Solo sebagai pusat aktivitas harus menyeberang area proyek, makanya mencari berbagai jalan alternatif dengan berputar lebih jauh,” kata dia.

Ganti Mata Pencaharian

Nini menambahkan perubahan tidak hanya terjadi pada kebiasaan terkait rute perjalanan, akan tetapi saat berbelanja. Biasanya, lanjut dia, warga belanja kebutuhan sehari-hari di Pasar Joglo atau Pasar Nusukan. 

“Tapi karena memang kondisinya seperti ini banyak warga memilih tidak berbelanja ke pasar. Apalagi sekarang ada penjual sayur keliling yang masuk ke kampung-kampung,” kata dia.

Nini pun mengaku hanya sesekali berbelanja ke pasar ketika barang yang dibutuhkannya memang hanya ada di pasar tersebut. “Apalagi mau belanja ke Solo, lebih jauh lagi harus berputar makanya untuk sementara jarang ke Solo,” tambahnya.

Ia berharap setelah Proyek Strategis Nasional (PSN) Simpang Joglo Solo diresmikan bisa memulihkan kebiasaan warga dan menjadi lebih produktif lagi. “Ya kalau nanti dibuka semoga saja lalu lintas lebih lancar tanpa macet, sehingga bisa lebih produktif lagi,” harapnya.

Warga RW 001 Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Sutrisno, yang tinggal tepat di sisi underpass Joglo, juga mengatakan penutupan beberapa ruas jalan membuatnya harus berganti mata pencaharian dari yang sebelumnya penjual wedangan menjadi buruh bangunan.

“Ya mau bagaimana lagi, jalanan ditutup, enggak ada warga lewat, jadinya sepi jualan saya. Sekarang hidup dari buruh bangunan yang belum pasti, dan makan seadanya dulu sampai nanti bisa buka lagi,” kata dia saat berbincang dengan Espos di sekitar tempat tinggalnya, beberapa waktu lalu.

Terkait rute perjalanan pun, dia tidak menampik harus berubah. “Sanak keluarga saya juga di Nusukan tapi bagian seberang sana [seberang underpass Joglo]. Sekarang ada tembok-tembok underpass jadi kalau mau main ke sana jadi harus memutar jalan lagi,” tambahnya.

Hal tersebut, lanjut dia, sebagai konsekuensi yang harus diterima warga dengan harapan setelah Simpang Joglo Solo dibuka tidak akan ada lagi kemacetan seperti sebelumnya. “Pasti ada positif dan negatif dari pembangunan. Tapi minimal nanti setelah dibuka semoga lebih banyak positifnya,” ujarnya.

Sentimen: neutral (0%)