Stefan Antonio: Karya Yos Suprapto Nampol, Jangan Baperan Dong!
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial Stefan Antonio turut angkat bicara mengenai pembredelan pameran lukisan Yos Suprapto yang belakangan menuai kontroversi.
Stefan menyebut bahwa karya-karya Yos Suprapto dikenal berani dan sarat kritik, sehingga bisa membuat kuping merah, terutama bagi pihak tertentu yang merasa tersentil.
"Wah Karyanya emang nampol sih, pelukis Yos Suprapto pasti bikin kuping Mulyono merah," ujar Stefan dalam keterangannya di aplikasi X @StefanAntonio__ (20/12/2024).
Dikatakan Stefan, pembredelan pameran tersebut membuktikan bahwa karya seni masih memiliki daya kritik yang kuat, bahkan di era kebebasan berekspresi seperti sekarang.
"Makanya pameran Karya Yos Suprapto sampai dibredel," tukasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa tidak seharusnya seni membuat pihak-pihak tertentu merasa baper.
"Tapi namanya karya seni, ya ga usah pada baperan juga sih mestinya," cetusnya.
Stefan bilang, seorang seniman memang salah satu elemen pengawal demokrasi dengan cara membuat karyanya. Tidak terkecuali dalam bentuk kritik.
"Seniman kan salah satu elemen pengawal demokrasi dengan cara membuat karya kritik-kritiknya yang tajam dan penuh bermakna," kuncinya.
Dikutip dari JawaPos, Pemeran ini dibatalkan disaat para pengunjung sudah hadir untuk acara pembukaan pameran. Pintu Galeri Nasional mendadak ditutup.
Pintu utama digrendel, dan lampu tiba-tiba digelapkan. para pengunjung yang sudah hadir ke lokasi pun dibuat kecewa.
Dibatalkannya pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, meski sudah disiapkan dengan cukup matang selama sekitar satu tahu.
Karena kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima diantara 30 lukisan untuk diturunkan dengan alasan tidak sejalan dengan tema dan pesannya terlalu vulgar tentang praktik kekuasaan.
Yos Suprapto menolak untuk menurunkannya. Dia beralasan, lima lukisan tersebut masih sesuai dengan dari tema pameran.
Lima lukisan tersebut justru menjadi latar belakang situasi dari tema tentang kedaulatan pangan.
Dia menjelaskan bahwa ketika lima lukisan itu diturunkan, maka narasinya menjadi tidak utuh. Hal itu yang tidak diinginkan oleh sang seniman.
Daripada menurunkan 5 lukisan yang sudah dipersiapkannya dengan cukup matang, Yos Suprapto lebih memilih membatalkan acara pameran tunggal dan membawa pulang lukisan-lukisan tersebut ke Jogjakarta.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (66.5%)