Sentimen
Positif (99%)
21 Des 2024 : 12.47
Informasi Tambahan

Event: salat Jumat

Institusi: IAIN

Kab/Kota: Bangil, Gresik, Pasuruan, Surabaya

Innalillah! The Living NU Library, KH Sholeh Hayat Tutup Usia di Bangil Pasuruan Pagi Tadi

21 Des 2024 : 12.47 Views 44

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Innalillah! The Living NU Library, KH Sholeh Hayat Tutup Usia di Bangil Pasuruan Pagi Tadi

FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Kabar duka datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). KH Sholeh Hayat, seorang tokoh terkemuka dan Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, wafat di Bangil, Pasuruan, pada Jumat (20/12) sekitar pukul 04.45 WIB. Sosok berusia 74 tahun ini dikenal sebagai panutan bagi banyak kader NU dan telah mengabdikan hidupnya untuk organisasi tersebut.

Wakil Sekjen PBNU, H. Nur Hidayat, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian almarhum. "Duka mendalam atas kepulangan beliau ke hadirat Allah SWT. Semoga khidmah beliau di Jam'iyah NU dibalas dengan selimut rahmat dan maghfirah Allah SWT. Lahu-l Fatihah," ungkapnya melalui pesan digital di Surabaya.

Hidayat, yang juga kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur, menggambarkan KH Sholeh Hayat sebagai sosok inspiratif. "Insya Allah, Allah memberi rahmat dan maghfirah kepada almarhum. Semoga keluarga yang ditinggalkan ikhlas dan tabah," tambahnya.

Rencananya, jenazah KH Sholeh Hayat akan dimakamkan di Segok, Bangil, Pasuruan, usai dishalatkan di Masjid Jamik Bangil setelah salat Jumat. Sebelumnya, jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Diponegoro Gang V No. 165, Bangil, Pasuruan, pukul 10.30 WIB.

Semasa hidupnya, KH Sholeh Hayat dikenal sebagai “Database NU” atau “The Living NU Library,” karena dedikasinya dalam mengarsipkan sejarah dan berbagai dokumen penting ke-NU-an. Bahkan, rumah duka almarhum di Bangil menjadi tempat penyimpanan koleksi arsip yang kaya. Pesan terakhirnya kepada kader-kader muda IPNU Jawa Timur menekankan pentingnya memahami sejarah kelahiran NU dan peran para ulama.

“Almarhum memang patut diteladani. Khidmah beliau kepada NU tanpa batas, dan penghormatan beliau kepada para kiai juga luar biasa,” ujar Hidayat.

KH Sholeh Hayat lahir di Gresik pada 30 September 1949. Ia menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Kebundalem, Surabaya, di bawah asuhan KH Mukhtar Faqih, putra dari KH Faqih, salah satu Muassis NU. Selain pendidikan pesantren, almarhum juga menyelesaikan studi di Sekolah Persiapan IAIN Sunan Ampel Surabaya serta meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Sunan Giri Surabaya pada 2004.

Karier organisasinya di NU mencakup perjalanan panjang, mulai dari Ketua Ranting IPNU hingga menjabat sebagai Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Timur. Almarhum juga aktif menulis, salah satunya buku berjudul "Kyai dan Santri dalam Perang Kemerdekaan" yang diterbitkan pada 2016, menggambarkan perjuangan ulama dan santri melawan penjajahan.

Dalam catatan IPNU Jawa Timur, KH Sholeh Hayat adalah bagian dari angkatan pertama organisasi tersebut yang berdiri pada tahun 1954. Istrinya, almarhumah Hj. Fuaidah, juga memiliki kiprah penting sebagai Ketua IPPNU Bangil. Kehilangan sosok seperti KH Sholeh Hayat menjadi duka besar, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi keluarga besar NU dan masyarakat luas. (antara-zak/fajar)

Sentimen: positif (99.9%)