Sentimen
Negatif (100%)
19 Des 2024 : 23.43
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Lombok

Kasus: kekerasan seksual, pelecehan seksual

Predator Seks Reynhard Sinaga Kini Dikeroyok Tahanan Lain di Penjara, Imbas Kejahatannya yang Keji

19 Des 2024 : 23.43 Views 111

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: News

Predator Seks Reynhard Sinaga Kini Dikeroyok Tahanan Lain di Penjara, Imbas Kejahatannya yang Keji

TRIBUNJATIM.COM - Apakah Anda masih ingat Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang menjadi salah satu pelaku kekerasan seksual terburuk dalam sejarah Inggris?

Ia kini dilaporkan mengalami serangan di penjara HMP Wakefield, sebuah fasilitas Kategori A yang menampung narapidana dengan tingkat keamanan tinggi.

Reynhard Sinaga disebut menjadi target utama serangan karena kejahatannya yang sangat keji, meski tak sampai mengalami cedera serius.

Kendati begitu, sumber internal penjara menyebutkan bahwa Reynhard Sinaga hampir mengalami luka parah.

Luka tersebut akibat serangan yang dilakukan oleh kelompok narapidana lainnya pada bulan Juli lalu.

"(Reynhard) Sinaga arogan dan dibenci secara umum," ujar sumber The Sun dikutip dari The Independent, Senin (16/12/2024).

"Dia jelas menjadi sasaran di penjara karena kejahatannya yang bejat. Dia hampir mengalami cedera serius. Dia dalam bahaya," lanjut sumber.

Diketahui, Reynhard Sinaga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2020 atas 159 pelanggaran seksual, termasuk pemerkosaan terhadap 136 pria muda.

Kejahatan tersebut dilakukan selama ia tinggal di Manchester sebagai mahasiswa antara 2015 hingga 2017.

Modus operandi Reynhard Sinaga adalah memanfaatkan korban yang dalam kondisi mabuk di sekitar klub malam dan pub.

Reynhard Sinaga kemudian membujuk mereka untuk kembali ke apartemennya.

Ia membius mereka menggunakan zat gamma-hydroxybutyrate (GBH), dan melakukan pelecehan seksual saat korban tidak sadarkan diri.

Kejahatan Reynhard Sinaga terungkap setelah korban terakhirnya pada Juni 2017, berhasil sadar saat serangan berlangsung.

Korban melawan dan melaporkan insiden tersebut kepada polisi.

Kepolisian Manchester Raya merilis foto Reynhard Sinaga saat dia ditangkap dalam kondisi babak belur pada tahun 2017 lalu (GREATER MANCHESTER POLICE via BBC Indonesia)

Penyelidikan lebih lanjut menemukan ratusan jam rekaman video yang menunjukkan tindakan kekerasan seksual Reynhard Sinaga terhadap para korban.

Barang-barang pribadi milik korban, seperti ponsel, kartu identitas, dan jam tangan, juga ditemukan di apartemennya.

Temuan ini memungkinkan polisi untuk melacak dan mengidentifikasi korban.

Banyak di antara mereka tidak sadar telah menjadi korban hingga dihubungi oleh pihak berwenang.

Hakim Suzanne Goddard yang menangani kasus tersebut menggambarkan skala kejahatan Reynhard Sinaga sebagai sesuatu yang luar biasa.

Ia menyebut salah satu korban yang menyebut Reynhard Sinaga sebagai monster, adalah deskripsi yang tepat.

Sementara itu, Ian Rushton dari Crown Prosecution Service menyatakan bahwa Reynhard Sinaga adalah pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris, bahkan mungkin di dunia.

"Rasa kepemilikan seksualnya yang ekstrem hampir tidak bisa dipercaya, dan dia pasti akan terus menambah jumlah korbannya jika tidak ditangkap," ujarnya.

Di Indonesia sendiri, kasus pelecehan yang dilakukan Agus Buntung tengah jadi sorotan.

Agus Buntung sendiri ternyata bisa tiga kali sehari datang ke homestay membawa wanita yang berbeda.

Dalam rekonstruksi kasus pelecehan versi Agus Buntung itupun berawal menuju ke homestay sambil dibonceng oleh korban.

Kemudian ada adegan korban memberikan uang registrasi ke pegawai homestay.

"Agus bilang, 'Langsung bayar' gitu?" tanya penyidik.

"Iya," kata Agus Buntung mengangguk.

Agus Buntung telah ditetapkan jadi tersangka kasus pelecehan seksual oleh Polda NTB (Tribun Lombok/Robby Firmansyah)

Kemudian ia pun membenarkan bahwa perintah tersebut sudah disampaikan ke korban sejak berputar-putar di jalan.

Lalu setibanya di homestay, Agus Buntung mengatakan, korban tanpa diperintah sudah langsung memberikan uang ke penjaga.

"Dia langsung bayar sendiri, karena di jalan (Agus Buntung) sudah ngomong ," katanya lagi.

Kemudian ada adegan korban yang diperankan oleh petugas, sedang memberikan uang ke penjaga homestay.

Penjaga homestay pun membenarkan kalau saat itu korban yang membayar kepadanya.

"Yang bayar cewek, kadang dia yang bayar," jawabnya.

Menurut dia, saat memesan kamar, Agus Buntung selalu memilih kamar nomor 6 yang posisinya berada di pojok.

"Enggak (pernah pindah), posisi di pojok," katanya lagi.

Ia pun mengatakan kalau dirinya sudah sering melihat Agus Buntung datang dengan membawa banyak wanita berbeda.

"Sudah sekitar empat sampai enam kali ke sini, dengan wanita berbeda dalam satu minggu," jelas dia.

Senada, pengelola homestay Sinta Agustina membenarkan, Agus Buntung sering datang ke homestay-nya.

"Si Agus memang sering datang ke sini orangnya, hampir setiap hari," katanya.

"Kalau langganan sih enggak, dia di banyak tempat, enggak cuma di sini aja."

"Cuma pas kejadian dia kan di sini," tambah Sinta.

Sinta pun mengaku kerap melihat ada yang janggal dengan wanita yang setiap kali dibawa oleh Agus Buntung.

"Emang ada yang janggal, kemarin ada yang nangis, yang saya lihat ada pakai almamater biru sama kayak dia."

"Saya duduk di sana, itu nangis pas keluar dari kamar," katanya.

Gandeng 18 pengacara, Agus Buntung tak merasa salah (TRIBUN LOMBOK/ROBBY FIRMANSYAH)

Namun ia mengaku tidak tahu kenapa wanita itu menangis, sebab tidak mendengar adanya suara teriakan dari dalam kamar.

"Seandainya mereka teriak di dalam, saya bisa minta tolong kan."

"Tapi tidak ada yang berteriak, ada yang lari, gitu aja yang saya lihat," tuturnya.

Sinta pun membantah adanya tudingan yang mengatakan kalau dirinya bekerja sama dengan Agus Buntung.

"Dengan mencuatnya kasus ini saya juga tidak tahu pribadi dia, karena dia sudah cukup umur."

"Kedua, kalau anggaplah di aplikasi, PSK berhijab juga banyak ya, enggak mesti harus seksi," kata Sinta lagi.

Sinta juga mengatakan kalau Agus Buntung bisa sehari tiga kali datang ke homestay tersebut.

"Waktu pas saya waktu libur, sehari bisa dua kali, sama malem sekali. Jadi tiga kali dalam sehari, dengan cewek berbeda," jelas Sinta.

Saat ditanya siapa yang membayar, kata Sinta, biasanya korban yang menyerahkan uang kepada penjaga.

"Dia enggak punya tangan kan. Tapi siapa yang punya uang kan saya enggak tahu, uangnya dikasih lewat pegawai saya," ungkapnya lagi.

Sementara itu, korban lain, Bunga mengaku tidak berani teriak karena diancam akan dinikahkan dengan Agus Buntung.

"Saya kan enggak mau nikah sama dia," tutur Bunga.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sentimen: negatif (100%)