Sentimen
Negatif (88%)
17 Des 2024 : 17.59
Informasi Tambahan

Kasus: kekerasan seksual, pelecehan seksual

Hambatan Keadilan Korban Pelecehan Seksual Ojek Online

17 Des 2024 : 17.59 Views 35

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Hambatan Keadilan Korban Pelecehan Seksual Ojek Online

"Waktu itu yang piket pak polisi (laki-laki). Pas aku cerita kronologi, dia bilang proses ini bakal lama loh, makan waktu setengah bulan. (Kata polisi) mau 10 atau 20 pengacara sekalipun, prosesnya tetap sama karena antre. Terus sampai sekarang aku masih belum dapat kejelasan dari pihak kepolisian atas kasus aku," ucap korban.

Pengalaman para korban mencerminkan perlunya perbaikan sistem mitigasi dan penanganan laporan kekerasan seksual oleh perusahaan penyedia layanan transportasi online. Ruang aman untuk melapor, respons yang cepat, empati, dan tindakan tegas terhadap pelaku sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan serta kenyamanan penumpang.

Kasus ini juga menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan bagi pengemudi mengenai perilaku yang pantas serta prosedur penanganan keluhan yang efektif. Tanpa adanya langkah konkret, kepercayaan publik terhadap layanan transportasi online dapat terus menurun, dan kasus serupa mungkin akan terus berulang.

Komisioner Komnas Perempuan Bahrul Fuad atau yang akrab disapa Cak Fu mengatakan pihaknya mendukung adanya sikap dan sanksi tegas kepada para pelaku yang melakukan kekerasan di ojek maupun taksi online.

“Ketika korban mengalami pelecehan seksual, perusahaan (seharusnya) tanpa ragu akan mem-banned mitra atau driver yang terlibat, sehingga mereka tidak lagi bisa beroperasi sebagai driver,” kata Bahrul kepada detikX pekan lalu.

Tindakan tegas seperti ini, menurut Cak Fu, penting untuk memastikan tidak ada toleransi terhadap kekerasan seksual. Jika dibiarkan, pelecehan verbal atau tindakan lain berpotensi berkembang menjadi bentuk kekerasan seksual yang lebih parah.

“Prinsip kami jelas, tidak ada negosiasi terhadap kekerasan seksual. Korban harus dilindungi dan dihargai sebagai manusia yang merdeka,” tegasnya.

Di sisi lain, menurut Cak Fu, transportasi online sebagai ruang publik masih menjadi area rawan bagi kekerasan seksual. Data dari kasus di lapangan dan media sosial menunjukkan ancaman tersebut tetap tinggi. Untuk itu, penting bagi konsumen untuk memanfaatkan fitur berbagi perjalanan (share trip) dengan keluarga atau teman, membatalkan pesanan jika ada tanda-tanda mencurigakan sebelum naik, atau segera meminta turun jika merasa tidak nyaman saat perjalanan. Langkah-langkah tersebut dianggap dapat membantu mengurangi potensi risiko kekerasan.

Meski langkah pencegahan terus diupayakan, Cak Fu mengungkapkan, masih ada kendala dalam penanganan kasus kekerasan seksual, terutama di tingkat aparat penegak hukum. Banyak korban yang merasa laporan mereka tidak ditanggapi serius.

Sentimen: negatif (88.7%)