Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: UGM, UII
Kab/Kota: Gunung, Salatiga, Semarang, Yogyakarta
Jogja Menjadi Kota Penting bagi Prancis, Ini Alasannya
Krjogja.com
Jenis Media: News

DI Yogyakarta adalah salah satu kota yang dianggap penting bagi Prancis. Karena itulah, maka Prancis menganggap peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang antara lain teknologi, budaya, pendidikan dan seni perlu ditingkatkan. Selain itu, negara tersebut, kini juga menjajagi Kerjasama dengan Kraton Yogya.
“Pendidikan bukan hanya untuk Universitas, namun juga SMA. Dalam seni, bukan hanya biennale saja tetapi juga dalam, film. DIY punya potensi besar untuk bidang-bidang tersebut : kata Dubes Prancis untuk Idonesia, Timor Leste dan ASEAN, Fabien Penone dalam wawancara khusus dengan KR, belum lama ini.
Perhatian dalam bidang kebudayaan tersebut, antara lain juga ditunjukkan dalam kunjungannya ke Indonesia Dubes Febian dan Dirut PT KAI Hendy Helmy meresmikan plakat monumen di stasiun kereta api Tuntang Jateng, untuk mengenang penyaiir besar Prancis Arthur Rimbaud.
Arthur adalah penyair internasional di abad 19, lahir di Prancis. Ia sangat produktif, sebelum kemudian memutuskan berhenti menulis tahun1875, saat usianya 21 tahun. Kemudian berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Ia melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api ke stasiun Tuntang. Bangunan itu sekarang menjadi museum KA. Penyair itu sempat tinggal selama 2 minggu, namun terus menghilang dan muncul kembali 4 bulan kemudian.
Stasiun Tuntang tersebut mulai beroperasi 21 Mei 1873, awalnya hanyalah halte yang menghubungkan wilayah Vorstelanden Semarang dalam lintas Kedungjati Ambarawa. Kota Ambarwa adalah lokasi benteng sebagai basis pertahanan kolonial. Pada masa lalu stasiun Tuntang adalah stasiun pemberhentian utama orang Belanda yang tinggal di kawasan perumahan elit di Salatiga.
Prakarsa tersebut bertujuan untuk menciptakan napak tilas. Diharapkan mampu meningkatkan jumlah wisatawan Prancis dan lainnya ke Jateng.
Kunjungan ke DIY dan Jateng tersebut menurut Febian seiring dengan persiapan perayaan Ulang tahun ke 75 hubungan diplomatik Indonesia -Prancis. Kunjungan juga untuk memperkuat hubuhgan yang lebih b aik, kedua negara sekaligus merayakan kedalaman historis hubungan dua negara.
“Yogya itu kota budaya yang sarat dengan seni dan budaya adilihung, sehingga banyak menarik wisatawan mancanegara. Wisatawan Prancis sangat tertarik bidang tersebut” tambahnya.
Penguatan dalam berbagai bidang tersebut, menurut Febian menjadi prioritas, seperti sudah ditentukan pengembangan hubungan bilateral oleh Presiden Prancius Emanual Macron dan Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan biulateral 20 Oktober 2024 dan 10 November 2024 di sela-sela KTT G20 di Rio de Janerio.
Dalam kunjungan ke DIY, juga dilakukan kerjasama dengan UGM dalam teknoilogi kegunungapian bernama Veli. Teknologi tersebut merupakan situs instumentasi yang mencakup gunung aktif di Indonesia, Yakni Merapi dan di Maluku Utara yakni Gunung Dukono, Gamalama dan Ibu. Tekonologi tersebut mencakupo stasiun permanen dan sementara yang memungkinkan pengumpulan serta distribusi data seismologi, deformsi dan Geofisika yang terkait fenomena gunung api.
Kerjasama lain dengan perguruan tinggi, antara lain di Yogya sebelumnya sudah membuka warung Prancis , yang terdiri dari Warung Prancis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Kafe Prancis Universitas Islam Indonesia (UII), berfungsi sebagai pusat informasi dan promosi budaya Prancis di Indonesia.
Keberadaan warung-warung ini merupakan bagian dari inisiatif Institut Français di Indonesia (IFI) untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Prancis di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas. Warung Prancis berperan sebagai instrumen diplomasi budaya Prancis. Melalui program-program yang diadakan, bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara Prancis dan Indonesia di berbagai sektor, termasuk pendidikan dan budaya.
Warung Prancis menyediakan berbagai kegiatan edukatif yang berkaitan dengan budaya Prancis, seperti kuliner, fesyen, dan film. Misalnya, Warung Prancis UMY sering mengadakan acara seperti "Bincang – Bincang BONJOUR" untuk mempelajari aspek-aspek budaya Prancis.
Sentimen: positif (97%)