Sentimen
Negatif (97%)
14 Des 2024 : 21.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Palembang

Efek Samping Ketamin Bisa Mematikan, Ini Penjelasan PAFI Palembang

14 Des 2024 : 21.05 Views 41

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Efek Samping Ketamin Bisa Mematikan, Ini Penjelasan PAFI Palembang

KRjogja.com - BANYAK jenis obat-obatan yang penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter, karena jika salah dosis dan pemakaian, justru bisa berbahaya serta menyebabkan kerusakan pada tubuh.

Salah satu jenis obat berbahaya yang marak disalahgunakan dan relatif mudah didapatkan adalah ketamin.

Obat ini sering dimanfaatkan sebagai pereda nyeri saat proses pembuatan tato.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Palembang (pafipalembang.org) mengimbau masyarakat untuk tidak menyalahgunakan ketamin karena dapat menyebabkan dampak buruk yang serius bagi kesehatan hingga berujung kematian.

Ketamin sebenarnya aman digunakan dalam praktik medis yang terkontrol, namun zat ini menjadi berbahaya jika seseorang mengonsumsinya dengan sembarangan.

Dalam dunia medis, ketamin adalah obat anestesi umum yang bekerja cepat untuk menghasilkan efek anestesi dan analgesik kuat.

Biasanya digunakan sebagai anestesi dalam prosedur bedah dan diagnostik.

Sebagai obat disosiatif, ketamin dapat membuat seseorang merasa terlepas dari tubuh atau lingkungan fisiknya.

Obat ini juga memiliki efek mirip psikedelik, seperti halusinasi dan perubahan pada pikiran, emosi, serta kesadaran.

Ketamin memang banyak dijual secara ilegal dengan berbagai bentuk. Biasanya berbentuk bubuk putih atau pil, dan terkadang dilarutkan dalam cairan untuk disuntikkan.

Obat ini dikenal dengan berbagai nama samaran, seperti K, ket, kitkat, ketters atau super K. Penyalahgunaan ketamin belakangan ini banyak terjadi pada anak muda.

Penggunaannya di kalangan anak muda melibatkan penyuntikan, pencampuran dengan minuman, penyedotan, atau ditambahkan pada rokok.

Ketamin dalam bentuk injeksi juga kerap difungsikan sebagai pereda nyeri saat membuat tato.

Dampak buruk fisik antara lain kerusakan pada sistem saluran kemih, masalah pernapasan, kerusakan ginjal dan hati.

Sentimen: negatif (97%)