Sentimen
Positif (100%)
13 Des 2024 : 22.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sumba, Yogyakarta

Produktivitas Petani Digembleng Demi Ketahanan Pangan

13 Des 2024 : 22.50 Views 28

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Ekonomi

Produktivitas Petani Digembleng Demi Ketahanan Pangan

Jakarta: Program Nusatani yang digagas organisasi nirlaba SurfAid berhasil meningkatkan hasil pertanian di Sumba Barat, khususnya melalui pelatihan dan pendampingan bagi para petani. Program ini juga mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan dan ekonomi berkelanjutan.
 
Herman Horonyanyi, petani tomat asal Desa Gaura, Kecamatan Laboya Barat, menjadi salah satu penerima manfaat program ini. Sejak bergabung pada 2022, Herman kini menikmati hasil panen yang melimpah sekaligus keuntungan besar.
 
"Kalau hasil panen tomat mencapai enam ton, maka pendapatan semua Rp120 juta," ujar Herman dikutip dari siaran pers SurfAid, Kamis, 12 Desember 2024.
 
Menanam tomat di musim hujan memiliki risiko tinggi, seperti serangan hama dan penyakit. Namun, berkat pendampingan dari Agriculture Officer SurfAid, ia mampu mengatasi tantangan tersebut dengan teknik pengelolaan drainase yang baik.
 
"Permintaan banyak, tetapi tomat sangat langka saat musim hujan. Makanya saya bisa untung besar kalau panen tomat di musim hujan," tambahnya.
 
Selain tomat, Herman juga menanam cabai, buncis, kacang panjang, dan pakcoy, serta buah-buahan seperti melon dan semangka. Kini, Herman mampu membiayai kebutuhan keluarganya, termasuk pendidikan anak-anaknya di Kupang dan Yogyakarta.
 
"Saya tidak kikir ilmu, saya harus membagi ilmu ini secara gratis, karena SurfAid juga membagikan kepada saya dengan gratis," kata dia.
    Teknik pertanian bercocok tanam  
Hassan Halungrina, petani unggulan lain dari Desa Weetana, Kecamatan Laboya Barat, juga mengalami perubahan besar berkat Nusatani. Sebelum bergabung, Hassan bekerja serabutan dan sering merantau tanpa hasil yang jelas.
 
Pada 2023, Hassan bertemu pendamping SurfAid dan mulai menerapkan teknik pertanian bercocok tanam yang diajarkan, memanfaatkan lahan transmigrasinya. Ia juga menerima peralatan, bibit, dan benih dari SurfAid.
 
Panen perdananya menghasilkan omzet lebih dari Rp30 juta. Namun, Hassan memilih membagikan seluruh uang tersebut kepada 22 petani miskin di desanya untuk membantu mereka memulai bertani.
 
"Saya kasih begitu saja, tidak saya utang kan, niatnya murni untuk membantu mereka bertani juga dan mempunyai kehidupan yang lebih baik," ujarnya penuh haru.
 
Terkini, banyak petani yang dibimbing Hassan sudah ada yang mampu meraup keuntungan hingga Rp55 juta. "Saya tidak berharap bayaran apapun dari mereka. Hanya berharap dari Tuhan semata dan semoga menjadi berkah," ucap dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(HUS)

Sentimen: positif (100%)