Sentimen
Positif (99%)
10 Des 2024 : 15.17
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya

Tak Melulu soal Hak, Tengok Kehidupan Disabilitas Netra di Surabaya Surabaya 10 Desember 2024

10 Des 2024 : 15.17 Views 28

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Tak Melulu soal Hak, Tengok Kehidupan Disabilitas Netra di Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 Desember 2024

Tak Melulu soal Hak, Tengok Kehidupan Disabilitas Netra di Surabaya Tim Redaksi SURABAYA, KOMPAS.com - Banyak orang menduga, kaum disabilitas sulit untuk hidup mandiri. Namun sesungguhnya tidak demikian. Setidaknya, itulah yang terasa di tengah kumpulan disabilitas netra di Surabaya. Anggota komunitas ini lebih memilih memberdayakan diri secara mandiri untuk memenuhi hak hidup. Disabilitas netra di Surabaya yang tergabung dalam Komunitas Mata Hati mampu hidup setara dengan masyarakat pada umumnya tanpa embel-embel belas kasih. “Hak hidup kami sudah hidup, hak memeroleh pekerjaan ya tergantung kita. Kami di sini main musik, pijat, nulis, dan ada yang kuliah,” kata Dani Heru, Ketua Komunitas Mata Hati, di Surabaya, Selasa (11/12/2024). Bagaikan dua sisi mata uang, sebagian penyandang disabilitas merasa kesulitan mendapat pekerjaan karena dianggap merepotkan. Namun, menurut Dani, tak sedikit perusahaan yang menawarkan lapangan pekerjaan kepada mereka. “Beberapa di antara kami memang ada yang merepotkan. Belum-belum sudah tanya aksesibel ke perusahaan. Perusahaan kan profit oriented , kalau kamu begitu malah nambah masalah ke perusahaan,” sebut dia. Sehingga, Dani berharap penyandang disabilitas mampu bertanggung jawab melakukan pekerjaan sesuai kapasitas terlebih dahulu sebelum menuntut hak. “Buktikan dulu kemampuanmu. Di Indonesia ini seringkali orang banyak menuntut tapi kerjanya tidak maksimal. Terus cari alasan dan sebagainya,” ujar Dani. Banyak ruang diskusi terbuka bagi disabilitas, termasuk netra untuk menyuarakan hak-haknya. Forum ini tentu saja membuka kesempatan bagi mereka untuk lebih berdaya. “Terkadang memang ada kesan kalau kami tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Tapi teman-teman malah diam. Minimal untuk menambah jaringan dan kenal dengan orang baru, itu yang kami lakukan,” sambung dia. Jangan hanya bertindak menjadi korban. Dani mengatakan, disabilitas juga bisa berpotensi menjadi pelaku dalam kejahatan kriminal. “Itu wujud kesetaraan dalam dunia kriminal. Disabilitas itu yang catat itu fisik dan sensoriknya. Tapi pikirannya bisa kotor dan kelakuannya bisa bejat, kan sama-sama manusia,” tutur Dani. Namun, yang dia sayangkan adalah masih banyak pihak yang menjual belas kasih atas nama penyandang disabilitas dalam berbagai kegiatan sosial untuk mengundang banyak simpatik. “Banyak sekali yang memafaatkan ruang-ruang seperti itu. Untungnya sekarang ada media sosial jadi bisa ditelusuri kalau ada EO ( event organizer ) yang menjual disabilitas,” jelasnya Dani tak menampik, disabilitas netra terkadang mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan sehari-hari. Namun, bukan berarti mereka hanya berhenti dan menatap keterbatasan. “Sekarang teknologi sudah cepat. Ini juga membawa kemudahan bagi kami, jadi tidak hanya bergantung pada referensi braille,” ucap dia. Tetapi, menurut Dani, fasilitas umum di Surabaya terutama segi transportasi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi Pemerintah karena belum tergolong ramah difabel. “Di Surabaya itu sebenarnya sudah bagus. Orang menggunakan kursi roda bisa masuk bus." "Tetapi, di haltenya itu nggak aksesibel karena banyak yang lubang. Belum lagi dibuat jualan atau parkir. Jangankan difabel, orang normal juga pasti terganggu,” kata dia. Untuk itu, Dani dan kawan-kawannya juga berharap adanya dukungan Pemerintah Kota Surabaya terkait pemenuhan aksesibilitas yang membantu mobilisasi disabilitas. “Kami berharap jangkauan transportasi publik lebih luas karena mobilitas itu sangat penting. Karena kami sering naik transportasi umum,” cetus dia. Komunitas Mata Hati di Surabaya telah berdiri sejak tahun 2000 dengan berfokus untuk pemberdayaan penyandang disabilitas melalui berbagai kegiatan dan pelatihan. Salah satunya terlibat sebagai tour guide memperkenalkan bangunan bersejarah di Surabaya. Anggotanya juga aktif bermain dalam beberapa pentas teater. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (99.9%)