Sentimen
Positif (76%)
10 Des 2024 : 07.16

Perpusnas Bangun Kolaborasi untuk Kembangkan Literasi Antar Daerah

10 Des 2024 : 07.16 Views 35

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Nasional

Perpusnas Bangun Kolaborasi untuk Kembangkan Literasi Antar Daerah

Jakarta: Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menemukan fakta masih timpang nya indeks literasi antar daerah. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional, Endang Aminudin Aziz, mengatakan diperlukan kolaborasi sinergi agar literasi menjadi gerakan bersama. "Gerakan literasi nasional sudah ditetapkan sejak 2014 sebagai program prioritas nasional sehingga ini menjadi program bersama. Sayangnya, ini tidak tampak sebagai gerakan yang dilakukan bersama-sama. Malah terkesan individualistik," kata Aminudin ketika menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional organisasi Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.   Aminudin menambahkan antarlembaga yang mempunyai kepentingan literasi berjalan masing-masing. Menurut dia aneh rasanya ketika dibilang sebagai program bersama namun tidak dikerjakan bersama-sama.   Menurut dia terlalu banyaknya konsep dan definisi literasi yang digunakan justru membuat kebingungan tersendiri. Dia menegaskan yang harus dilakukan adalah menyederhanakan pemikiran literasi.  Sederhananya literasi adalah upaya bagaimana seseorang memanfatkan informasi, baik informasi tekstual maupun nontekstual yang digunakan untuk kecakapan hidup dalam bentuk apapun.  "Gerakan literasi yang dikerjakan Perpustakaan Nasional atau daerah tidak akan pernah berhasil jika dikerjakan sendiri-sendiri," jelas Aziz. Pada tahun ini melalui upaya sinergi dan kolaborasi program antarlembaga yang berkepentingan, Perpusnas menyalurkan bantuan bahan bacaan bermutu sebanyak 1.000 eksemplar di tiap perpustaakaan desa/kelurahan dan taman baca. Perpusnas berinsiatif dengan menciptakan ruang-ruang baca melalui program tersebut. Tempatnya terserah, bisa memakai fasilitas balai desa, pos ronda, maupun tempat ibadah. Tidak mesti diletakkan pada gedung perpustakaan.  “Jangan buku bacaan disimpan di ruang terkunci dengan alasan takut rusak. Justru buku kalau dibaca banyak orang berpotensi rusak. Kita juga harus mengedukasi masyarakat agar tidak berpikiran primitif. Harus dirubah,” ujar Aziz.

Jakarta: Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menemukan fakta masih timpang nya indeks literasi antar daerah. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional, Endang Aminudin Aziz, mengatakan diperlukan kolaborasi sinergi agar literasi menjadi gerakan bersama.
 
"Gerakan literasi nasional sudah ditetapkan sejak 2014 sebagai program prioritas nasional sehingga ini menjadi program bersama. Sayangnya, ini tidak tampak sebagai gerakan yang dilakukan bersama-sama. Malah terkesan individualistik," kata Aminudin ketika menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional organisasi Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
  Aminudin menambahkan antarlembaga yang mempunyai kepentingan literasi berjalan masing-masing. Menurut dia aneh rasanya ketika dibilang sebagai program bersama namun tidak dikerjakan bersama-sama.  
 
Menurut dia terlalu banyaknya konsep dan definisi literasi yang digunakan justru membuat kebingungan tersendiri. Dia menegaskan yang harus dilakukan adalah menyederhanakan pemikiran literasi. 
Sederhananya literasi adalah upaya bagaimana seseorang memanfatkan informasi, baik informasi tekstual maupun nontekstual yang digunakan untuk kecakapan hidup dalam bentuk apapun. 
 
"Gerakan literasi yang dikerjakan Perpustakaan Nasional atau daerah tidak akan pernah berhasil jika dikerjakan sendiri-sendiri," jelas Aziz.
 
Pada tahun ini melalui upaya sinergi dan kolaborasi program antarlembaga yang berkepentingan, Perpusnas menyalurkan bantuan bahan bacaan bermutu sebanyak 1.000 eksemplar di tiap perpustaakaan desa/kelurahan dan taman baca.
 
Perpusnas berinsiatif dengan menciptakan ruang-ruang baca melalui program tersebut. Tempatnya terserah, bisa memakai fasilitas balai desa, pos ronda, maupun tempat ibadah. Tidak mesti diletakkan pada gedung perpustakaan. 
 
“Jangan buku bacaan disimpan di ruang terkunci dengan alasan takut rusak. Justru buku kalau dibaca banyak orang berpotensi rusak. Kita juga harus mengedukasi masyarakat agar tidak berpikiran primitif. Harus dirubah,” ujar Aziz.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(DEN)

Sentimen: positif (76.2%)