Esposin, UNGARAN - Gabungan komunitas pencinta alam asal Kota Salatiga, yang menamai dirinya Matur Tandur, melakukan kegiatan penanaman bibit pohon di lereng Gunung Merbabu pada Sabtu-Minggu (7-8/12/2024). Selain penanaman pohon, mereka juga menggelar kegiatan budaya berupa penempaan keris sebagai bagian dari upaya melestarikan alam dan budaya lokal.

Koordinator acara Matur Tandur, Titi Permata dari komunitas Soramata, menjelaskan bahwa komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini meliputi Latar Kalitan, Uludwara, Ketapang, dan Hampraloka. "Matur Tandur berarti tindakan kami terhadap alam, yaitu menanam bibit pohon dan kemudian menyerahkan perawatan serta kekuatan kehidupan pada alam semesta," ujarnya pada Minggu (8/12/2024).

Penempaan Keris Sebagai Simbol Budaya dan Lingkungan

Selain penanaman pohon, acara ini juga dilengkapi dengan penempaan keris komunitas. Menurut Titi, keris yang dibuat memiliki makna simbolis, dengan lapisan logam yang mengandung doa, harapan, dan kesatuan hati serta energi yang sejalan dengan tujuan gerakan ini. "Keris ini menjadi wajah kami bersama dalam melestarikan alam dan budaya," katanya.

Gerakan Berkelanjutan untuk Melestarikan Alam Gunung Merbabu

Titi menambahkan bahwa Matur Tandur merupakan serangkaian kegiatan yang mencakup doa, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, serta silaturahmi lingkungan. Kegiatan ini bertujuan merespons kondisi ekologis di lereng Gunung Merbabu yang dilanda bencana alam, seperti banjir bandang, longsor, dan kebakaran hutan dalam setahun terakhir.

"Gerakan ini dimulai pada Oktober 2024, dengan pengorganisasian kelompok yang berfokus pada penanaman pohon dan kesadaran lingkungan. Selain itu, kami juga mengadakan acara selametan wiwitan untuk pembuatan keris pusaka komunitas di Besalen Gadjah Kuning," jelas Titi.

Hasil Kegiatan: Penanaman 730 Bibit Pohon Gondang

Dalam kegiatan ini, Matur Tandur berhasil menanam 730 bibit pohon gondang (Ficus Variegata) di Gumuk Sambu, Dusun Pulihan, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sebanyak 660 bibit pohon telah tertanam oleh 75 orang sukarelawan, sementara 70 bibit lainnya disiapkan sebagai cadangan untuk menggantikan bibit yang mati saat pemantauan dua minggu mendatang.