Esposin, SRAGEN-Tiga orang komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI mendatangi rumah simbah dan orang tua siswa SMKN 4 Semarang, GRO, 16,  yang menjadi korban kasus penembakan di Kampung Padas RT 001/RW 012, Kelurahan Sine, Sragen Kota, Sragen, Sabtu (30/11/2024) sore. Mereka mengumpulkan data-data terkait dengan kasus penembakan yang diduga dilakukan oknum polisi berpangkat Aipda.

Kedatangan mereka diterima ayahanda GRO, Andi Prabowo, yang ditemani kakek korban, Siman, dan tokoh masyarakat setempat. Mereka duduk lesehan di ruang tamu rumah Mbah Siman dengan alas tikar. "Kami datang untuk mendengarkan kisah kronologi kejadian yang menimpa siswa itu," ujar salah satu komisioner Kompolnas mengawali pembicaraan. 

Namun, setelah itu tokoh masyarakat meminta awak media untuk berada di luar. Kemudian proses dialog tersebut berlangsung secara tertutup.

Dalam pertemuan Kompolnas dengan keluarga korban penembakan itu hadir pula Wakapolres Sragen Kompol Muhammad Syuhada dan Kasatreskrim Polres Sragen AKP Isnovim Chodariyanto. 

Kompolnas adalah lembaga yang membantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Polri. Kompolnas juga bertugas untuk mengawasi kinerja Polri dan memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri

Sebelumnya pada Jumat (29/11/2024), telah dilakukan proses ekshumasi di makam siswa SMKN 4 Semarang di Sragen oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) atau Tim Forensik Polda Jateng. Proses itu berlangsung selama tiga jam, yakni mulai pukul 13.10 WIB hingga pukul 16.10 WIB. 

Proses ekshumasi tersebut dipimpin langsung Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng Kombes Pol. Dwi Subagio di Tempat Permakaman Umum (TPU) Bangunrejo, Desa Saradan, Karangmalang, Sragen, Jumat (29/11/2024). 

Dalam proses autopsi itu juga melibatkan Tim Inafis Polres Sragen di bawah koordinasi Kasatreskrim Polres Sragen AKP Isnovim Chodariyanto. Sebelumnya Direskrimum Polda Jateng Kombes Pol. Dwi Subagio  mengonfirmasi bahwa pihak keluarga korban telah memberi persetujuan untuk dilakukan  ekshumasi di Sragen. Dwi saat ditemui wartawan di lokasi ekshunasi menyatakan proses autopsi masih berlangsung sehingga belum bisa memberi keterangan.