Elshinta.com - Ditiadakan selama beberapa tahun akibat dilanda pandemi Covid-19, tradisi warga Kudus sambut Ramadhan (dandangan) di Kabupaten Kudus kembali digelar. Di buka langsung oleh Bupati Kudus HM. Hartopo di depan Kantor Bupati, Sabtu (11/3) sore, suasana terasa semarak karena masyarakat sangat antusias.

Bupati  menyampaikan tradisi dandangan tahun ini berbeda Pasalnya, dandangan yang diselenggarakan kali pertama usai landainya pandemi ini, Pemkab Kudus memberikan fasilitas tempat tambahan untuk stand pedagang dan area bermain di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.

"Biar masyarakat senang, alun-alun boleh ditempati. Kerinduan selama 3 tahun terdampak pandemi, kini terbayarkan dengan gebyar dandangan dari Menara nyambung sampai alun-alun", ujarnya, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini.

Selain menjadi tradisi masyarakat Kudus jelang ramadan, dandangan juga sebagai ajang promosi produk-produk UMKM lokal di Kabupaten Kudus. Oleh karena itu, pihaknya berharap agar produk UMKM lokal dapat dikenal luas di momentum dandangan ini. Ia mengatakan sebanyak 75 persen di isi oleh pelaku UMKM lokal. Sisanya diberikan pada pelaku UMKM luar daerah.

"Ada 75 persen pelaku UMKM lokal yang mengisi stand dandangan ini, sisanya didatangkan dari pelaku UMKM luar daerah," jelas bupati.

Plt. Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Jadmiko Muhardi Setiyanto mengatakan bahwa tradisi dandangan akan berlangsung selama 12 hari terhitung mulai di bukanya pada hari ini, tanggal 11 hingga 22 maret kedepan. Ada sebanyak 620 pedagang baik dari dalam maupun luar daerah yang meramaikan dandangan.

"Dandangan mulai dibuka hari ini, tanggal 11 sampai 22 Maret. Ada sekitar 620 pedagang, terdiri dari pelaku UMKM lokal sebanyak 461 orang, dan pelaku UMKM luar daerah sebanyak 159 orang. Untuk lokasi di sepanjang Jalan Sunan Kudus, Jalan dr. Ramelan, Jalan Pangeran Puger, hingga seputaran Alun-alun Simpang Tujuh Kudus," paparnya.