Sentimen
Positif (80%)
29 Des 2022 : 13.25
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Brawijaya, UNHCR

Kab/Kota: Malang, Paris

Partai Terkait

Mahasiswa Universitas Brawijaya Bicarakan Cybeterorism dan Perubahan Iklim di PIMUN : Okezone Edukasi

29 Des 2022 : 13.25 Views 24

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

Mahasiswa Universitas Brawijaya Bicarakan Cybeterorism dan Perubahan Iklim di PIMUN : Okezone Edukasi

MALANG - Empat mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (UB) berpartisipasi dalam penyelesaian masalah global dengan mengikuti forum internasional.

Mereka adalah Queen Nindhya, Rhani Lilianti Kata, Deraldo Prasetya dari FISIP dan Mohammad K. Hatta Adiatha yang berkesempatan mewakili UB sebagai official delegation di ajang Paris International Model United Nations (PIMUN) pertengahan tahun 2022 yang lalu.

Dikutip dari laman resmi UB, menurut Queen, PIMUN adalah simulasi sidang PBB yang rutin diadakan setiap tahun.

“Kegiatan ini diadakan oleh Paris Intercollegiate United Nations Committee (CINUP), diikuti oleh 35o delegasi dari beragai negara”, jelasnya.

Di ajang ini, imbuhnya, para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi dan berdiplomasi mengenai isu internasional.

“Dari sini, hasillnya berupa resolusi dengan tujuan utama unutk menghasilkan rancangan resolusi mengenai isu-isu tertentu, untuk memperkuat peran delegasi di forum internasional yang dapat menjadi sumber potensial bagi perkembangan generasi muda Indonesia di masa depan”, ujar mahasiswi yang mendalami ilmu Hubungan Internasional ini.

Follow Berita Okezone di Google News

Pada kesempatan ini, delegasi UB dialokasikan dalam dua council, yaitu Disarmament and and International Security Committee (DISEC) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) (2 di UNHCR dan 2 di DISEC), dengan masing-masing bidang pembahasannya.

“DI UNHCR, kami berdiskusi mengenai definisi dan status legal unutk climate refugee atau pengungsi bencana akibat perubahan iklim. Perjanjian internasional ini nantinya dapat diadopsi dalam hukum nasional masing-masing negara. Sedangkan di DISEC, kami berdebat mengenai solusi terbaik mengenai cyber terrorism di skala internasional,” ungkap Queen.

Tidak hanya itu. Para mahasiswa ini juga berkesempatan menemui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris.

“Di sini, kami bertemu Prof. Warsito dan menerima pengarahan dan wejangan untuk terus berprestasi. Beliau juga mengapresiasi kami sebagai perwakilan Indonesia di ajang bergengsi,” pungkasnya.

Sentimen: positif (80%)