Sentimen
Negatif (98%)
11 Nov 2022 : 11.39
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Warga RI, Siaga! Rupiah Dekati Lagi Rp 15.700/US$!

11 Nov 2022 : 11.39 Views 16

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Warga RI, Siaga! Rupiah Dekati Lagi Rp 15.700/US$!

Jakarta, CNBC Indonesia -Nilai tukar rupiah tak mampu melanjutkan penguatannya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Kamis (10/11/2022), setelah menguat selama tiga hari beruntun.

Mengacu pada data Refinitiv, Mata Uang Garuda terkoreksi pada pembukaan perdagangan sebesar 0,08% ke Rp 15.675/US$. Sayangnya, rupiah kembali tertekan lebih dalam menjadi 0,25% ke Rp 15.697/US$ pada pukul 11:00 WIB.

-

-

Padahal, indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang lainnya melemah 0,24% ke posisi 110,28. Namun, hal tersebut tampaknya belum berhasil membuat rupiah menguat.

Para pelaku pasar global masih menanti rilis data inflasi AS per Oktober 2022 yang dijadwalkan akan dirilis pada Kamis malam waktu Indonesia. Konsensus analis Reuters dan Trading Economics memprediksikan inflasi AS akan melandai ke 8% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 8,2% di bulan sebelumnya.

Prediksi angka inflasi yang melandai tampaknya juga mempengaruhi proyeksi besaran kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Melansir konsensus FedWatch, sebanyak 56,8% analis memprediksikan kenaikan sebesar 50 bps, sedangkan sisanya memproyeksikan The Fed masih akan agresif untuk menaikkan suku bunga hingga 75 bps.

Namun, analis dari perbankan terkemuka menyatakan kekhawatirannya mengenai prediksi inflasi yang melandai.

"Sampai kemarin...pasar tampak seolah-olah akan diposisikan untuk data yang lebih rendah dari perkiraan, yang saya pikir cukup berbahaya mengingat lima dari enam bulan terakhir telah menghasilkan kejutan naik," tutur Kepala Strategi FX National Australia Bank (NAB) dikutip Reuters.

"Menurut saya, setiap peluang kita akan melihat koreksi yang lebih lama pada aset berisiko jika kita memang melihat kejutan sisi atas, karena pasar akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga acuan The Fed lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," tambahnya.

Dari dalam negeri, pada Rabu (09/11), Bank Indonesia (BI) telah merilis angka penjualan ritel per September 2022 menjadi 4,56% secara tahunan (yoy). Tetap kuatnya penjualan eceran didukung oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, Minuman, dan Tembakau serta perbaikan pada kelompok Perlengkapan Rumah Tangga di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang.

Kinerja penjualan eceran pada Oktober 2022 diprediksikan masih akan tumbuh positif ke 4,51% secara yoy.

Di sisi lainnya, tekanan inflasi pada Desember 2022 dan Maret 2023 diperkirakan akan meningkat. Hal tersebut didorong oleh kenaikan harga bahan baku serta kenaikan permintaan karena akan menghadapi Natal.

Di Asia hanya tiga mata uang yang berhasil menguat, di antaranya dolar Taiwan, yen Jepang, dan dolar Singapura yang terapresiasi masing-masing sebesar 0,56%, 0,23%, dan 0,05% di hadapan dolar AS.

Sementara sisanya tertekan di hadapan si greenback, di mana ringgit Malaysia dan yuan China terkoreksi paling tajam masing-masing sebesar 0,34% dan 0,31%. Disusul oleh rupee India melemah 0,29% di hadapan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Ekonomi AS Tertekan, Rupiah Balik Ke Rp 14.830/US$ Pekan Ini
(aaf/aaf)

Sentimen: negatif (98.1%)