Sentimen
Negatif (99%)
14 Okt 2024 : 10.40

26 Negara Termiskin di Dunia Alami Kondisi Keuangan Terburuk karena Terlilit Utang Besar

14 Okt 2024 : 10.40 Views 5

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - World Bank atau Bank Dunia melaporkan 26 negara termiskin di dunia dengan kondisi mengkhawatirkan. Negara miskin itu yang memiliki 40% penduduk miskin, terlilit utang besar sejak 2006, dan rentan terjadi bencana alam dan gangguan lain.

Mengutip Reuters, Senin (14/10/2204), 26 negara miskin itu memiliki pendapatan kurang dari US$ 1.145 per kapita dan memiliki rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 72% dan berada pada titik tertinggi dalam 18 tahun terakhir.

Di antara 26 negara miskin yang disebutkan berada di Afrika, yang berdekatan dengan Gurun Sahara. Kemudian juga ada negara Ethiopia, Chad, Kongo, Afganistan, dan Yaman.

Dua pertiga dari negara-negara itu juga terlibat dalam konflik bersenjata sehingga kesulitan menjaga keamanan dalam negeri dan alami kerapuhan dari segi kelembagaan dan sosial. Hal ini tentu menghambat investasi asing dan hampir semua komoditas ekspor melambat, sehingga siklus ekonomi naik turun.

Kepala ekonom Bank Dunia Indermit Gill mengatakan, sebagian besar negara dunia telah menjauh dari negara miskin tersebut. Maka, Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) menggalang dana sebesar US$ 100 miliar untuk membiayai negara miskin di dunia itu melalui program Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA).

"Ketika sebagian besar negara dunia menjauh dari negara-negara termiskin itu, IDA telah menjadi penyelamat mereka. Selama lima tahun terakhir, IDA telah menggelontorkan sebagian besar sumber daya keuangannya ke 26 negara berpendapatan rendah dan menjaga mereka tetap bertahan," ucapnya.

IDA akan diberikan setiap tiga tahun dengan kontribusi dari negara-negara pemegang saham Bank Dunia. Dana tersebut mencapai rekor sebesar US$ 93 miliar pada 2021. Namun, Presiden Bank Dunia Ajay Banga bermaksud untuk melampaui jumlah itu dan berjanji akan memberikan nilai yang lebih dari US$ 100 miliar pada akhir 2024.

Selain itu, bencana alam juga telah menimbulkan dampak yang lebih besar di negara miskin ini dalam satu dekade terakhir. Pada 2011 dan 2023, bencana alam dikaitkan dengan kerugian tahunan rata-rata sebesar 2% dari PDB, lima kali lipat dari rata-rata di antara negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah, yang menunjukkan perlu investasi yang besar.

Bank Dunia juga merekomendasikan negara-negara itu agar berbuat lebih banyak untuk membantu diri mereka sendiri dari sistem perpajakan. Ini termasuk meningkatkan pengumpulan pajak dengan menyederhanakan pendaftaran wajib pajak dan administrasi pajak serta meningkatkan efisiensi belanja publik.

Sentimen: negatif (99.8%)