Sentimen
Negatif (100%)
9 Okt 2024 : 23.03
Informasi Tambahan

Hewan: Domba

Kasus: bullying

Kronologi Santri Bakar Pengurus Ponpes di Langkat, Motif Sakit Hati karena "Bullying" Medan 9 Oktober 2024

9 Okt 2024 : 23.03 Views 10

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Kronologi Santri Bakar Pengurus Ponpes di Langkat, Motif Sakit Hati karena "Bullying" Editor KOMPAS.com - Santri berinisial FAD (17) tega membakar guru sekaligus pengurus pondok pesantren (ponpes) di Langkat , Sumatera Utara. Korban bernama Adab Auli Rizki (19) mengalami luka bakar 60 persen dan menjalani perawatan di RSUP Haji Adam Malik. Luka bakar diderita korban di area wajah, punggung, kedua tangan, kedua kaki dan di bagian dada. Kepala Polres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo mengatakan, peristiwa terjadi pada Sabtu (5/10/2024). Saat itu, para santri yang berada di ponpes di Kecamatan Hinai, terkejut melihat kamar korban terbakar. “Korban sempat berteriak minta tolong. Lalu, para santri mencoba untuk menolong korban dengan memecahkan kaca kamar dan mendobrak pintunya,” kata David kepada Kompas.com melalui saluran telepon, Rabu (9/10/2024). Korban saat itu bertugas menjaga malam di sekitar ponpes. "Jadi awalnya, FAD ini mengarang cerita ke santri lainnya. Dia ngaku melihat ada orang yang berlari dari masjid mengarah ke perkebunan di daerah situ,” ucap David kepada Kompas.com melalui saluran telepon, Rabu (9/10/2024). “Lalu, FAD mengecek kamar korban yang ada di dalam masjid. Di situ lah, didapati kamar korban terbakar. Dia sempat membantu evakuasi korban dengan memecahkan kaca dan mendobrak pintu kamar,” tambahnya. Mendapat infomasi itu, polisi mendatangi lokasi dan melakukan proses penyelidikan. Pemeriksaan sejumlah saksi dilakukan sampai akhirnya aksi FAD terbongkar. Ternyata, FAD yang membakar korban. “Setelah diselidiki, rupanya sekitar dua atau tiga hari lalu, FAD sempat menyuruh juniornya membeli Pertalite. Lalu, di hari kejadian, saat korban sedang lengah, pelaku menyiram Pertalite ke ambal,” sebut David. "Terus ambal itu dibakar dan dimasukkan ke dalam kamar korban. Nah, posisinya korban sedang terlelap tidur. Jadi pelaku ini sempat ngarang seolah-olah saksi,” sambungnya. Pelaku FAD mengaku membakar korban karena sakit hati. "Pelaku sakit hati ke korban karena di-bully. Korban ini kan pengajar di ponpes itu. Nah, pelaku ini sering di-bully karena kondisi fisiknya. Terus kalau ada perilaku kurang pas atau pelanggaran dia, dieksposes di depan santri lainnya,” ungkap David. “Selain itu, (korban) suka dituduh dan difitnah melakukan pelanggaran. Diadu domba juga dengan santri lain dan pimpinan ponpes sehingga dia (pelaku) sering dimarahi,” tambahnya. FAD saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka. Pihaknya kini masih memproses hukum FAD sebagai anak yang berhadapan dengan hukum. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)