Sentimen
Negatif (100%)
10 Okt 2024 : 04.49
Informasi Tambahan

Event: Perang Dunia II

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Tebing Tinggi

Ketegangan pasca proklamasi di Sumatera Utara

10 Okt 2024 : 04.49 Views 3

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

Pertempuran Medan Area terjadi pada 13 Oktober 1945 sampai dengan April 1946. (https://tinyurl.com/3y4zjnzr) 9 Oktober 1945: Ketegangan pasca proklamasi di Sumatera Utara Dalam Negeri    Calista Aziza    Rabu, 09 Oktober 2024 - 06:01 WIB

Elshinta.com - Pertempuran Medan Area merupakan salah satu pertempuran penting dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman kembalinya penjajahan Belanda melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang diboncengi pasukan Sekutu. Pertempuran ini terjadi di kota Medan dan sekitarnya, Sumatera Utara, pada tanggal 9 Oktober 1945, hanya dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, berita kemerdekaan menyebar ke seluruh penjuru nusantara, termasuk di Sumatera. Namun, situasi di Medan, ibu kota Sumatera Utara, menjadi genting ketika pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Inggris datang ke Indonesia untuk melucuti senjata tentara Jepang yang kalah dalam Perang Dunia II. Pasukan Sekutu ini, yang diikuti oleh tentara Belanda dari NICA, mencoba merebut kembali kekuasaan dan mengembalikan Indonesia sebagai koloni.

Tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu mendarat di Medan. Kehadiran mereka, yang diboncengi oleh NICA, memicu ketegangan di antara masyarakat Medan, terutama para pemuda yang telah mengorganisir diri dalam kelompok-kelompok perjuangan. Kedatangan tentara asing ini dianggap sebagai ancaman terhadap kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan.

Situasi semakin memanas ketika pihak Belanda, melalui NICA, mulai memprovokasi masyarakat dengan sikap arogan. Insiden puncak yang memicu pertempuran adalah ketika seorang serdadu Belanda merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dikenakan oleh seorang pemuda Indonesia. Aksi tersebut memicu kemarahan para pejuang Indonesia di Medan, yang kemudian berkumpul dan melancarkan serangan terhadap pasukan Sekutu dan Belanda.

Pada tanggal 13 Oktober 1945, bentrokan mulai terjadi secara terbuka antara pasukan Indonesia dan tentara Sekutu. Pertempuran ini kemudian menyebar ke seluruh kota Medan dan sekitarnya, melibatkan ribuan pejuang kemerdekaan yang tergabung dalam Laskar Rakyat Medan Area, serta para pemuda dari berbagai elemen masyarakat.

asukan Indonesia, meski dipersenjatai dengan senjata yang terbatas dan sederhana, menunjukkan perlawanan yang gigih. Mereka menggunakan taktik gerilya untuk menyerang pasukan Sekutu yang lebih terlatih dan memiliki persenjataan modern. Perang ini tidak hanya melibatkan pertempuran langsung di kota Medan, tetapi juga meluas hingga ke daerah-daerah sekitarnya seperti Binjai, Tanjung Morawa, dan Tebing Tinggi.

Pasukan Sekutu berusaha menguasai posisi strategis di Medan, termasuk pusat-pusat pemerintahan dan instalasi penting, namun perlawanan dari pejuang Indonesia sangat sengit. Beberapa wilayah Medan jatuh ke tangan pasukan Sekutu, namun para pejuang terus melawan dengan berbagai cara.

Pertempuran Medan Area menjadi simbol perlawanan rakyat Sumatera Utara terhadap kolonialisme Belanda. Meskipun akhirnya pasukan Indonesia terdesak dan banyak daerah yang dikuasai oleh Sekutu dan NICA, semangat juang para pemuda dan laskar Medan tidak pernah padam. Perlawanan terus berlanjut hingga akhirnya pada tahun 1947, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Perjanjian Linggajati.

Pertempuran ini menunjukkan betapa besarnya tekad bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sumatera Utara, untuk mempertahankan kemerdekaan. Semangat perjuangan yang diperlihatkan dalam Pertempuran Medan Area menjadi inspirasi bagi pertempuran-pertempuran lain di berbagai daerah di Indonesia.

Sumber : Sumber Lain

Sentimen: negatif (100%)