Sentimen
Negatif (76%)
30 Sep 2024 : 10.21

Kasus Pelecehan oleh Guru di Gorontalo, Korban: Jangan Hanya Menilai dari Video Berdurasi 5 Menit

30 Sep 2024 : 10.21 Views 7

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Regional

Jakarta Beritasatu.com -- Seorang oknum guru dan siswinya di Gorontalo diduga melakukan hubungan intim di sebuah kamar. Video keduanya menyebar luas dan menjadi viral di media sosial. Namun siswi yang menjadi korban pelecehan gurunya tersebut berharap warganet tidak menilai dirinya dari video yang berdurasi 5 menit tersebut.

Dalam video yang kini tersebar di berbagai platform media sosial, terlihat seorang pria dewasa, yang diduga seorang guru, bersama dengan seorang siswi berseragam sekolah. Mereka tampak berada di dalam sebuah ruangan yang ukurannya tidak terlalu besar, dengan sebuah lemari besar yang tampak sebagai pembatas di ruangan tersebut.

Belakangan nama Pasya Pratiwi Toiti, seorang siswi dari MAN 1 Gorontalo, menjadi sorotan setelah videonya viral di TikTok. Dalam video tersebut, Pasya menceritakan kisah hidupnya sebagai seorang yatim piatu yang membuat banyak warganet tergerak. "Ini klarifikasi dari Pasya yang reel," tulis @yurisainiyury dalam akun instagramnya, dikutip Senin (30/9/2024).

Pasya Pratiwi Toiti mengungkapkan kesedihan mendalam akibat kehilangan kedua orang tuanya. Kini, Pasya menjalani hidup sebagai yatim piatu. "Saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan di video yang beredar dengan seorang TikToker saat wawancara saya," kata Pasya dalam akun tersebut.

Sejak awal masuk sekolah, Pasya berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena hidup sudah tidak ada dari orang tua. "Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat," ujarnya.

Pasya menceritakan pada suatu hari mendapatkan pelecehan verbal, dengan ucapan tidak pantas dari guru. "Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun, lama-kelamaan mulai menyentuh, seperti pundak, merangkul, dan lainnya," kata Pasya.

Pasya mengaku belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya dan menganggap perilaku itu biasa dilakukan seorang ayah kepada anaknya. "Tetapi semua itu ternyata penilaian saya salah, saat mulai dipeluk, disentuh bagian vital dan lain," ujarnya.

Saat itu, Pasya mengaku bingung untuk bercerita dengan siapa pun karena tidak ada orang tua dan kalau bercerita kepada teman takut dipandang hina. "Jika saya lapor saya tidak dipercaya oleh guru lain dan siapa pun karena saya tidak memiliki bukti apa pun, lalu saya dikeluarkan oleh sekolah," ungkapnya.

Jika dikeluarkan dari sekolah, Pasya khawatir harapan dan cita-citanya pupus. "Walaupun saya saki hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu," ujarnya.

Dalam tulisannya, Pasya juga meminta maaf jika pandangan warganet tentang dirinya dianggap salah. Dia juga memohon kepada netizen tidah hanya menilai dirinya hanya menilai dirinya hanya dari video yang berdurasi 5 menit tersebut. "Banyak hari sampai bertahun yang saya lewati dengan sengsara," ujarnya.

Sentimen: negatif (76.2%)