Sentimen
Positif (100%)
30 Sep 2024 : 15.31
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Pekanbaru

Tokoh Terkait
Siti Nurbaya

Siti Nurbaya

Menteri LHK Resmikan Kawasan Ekoriparian di Pekanbaru

30 Sep 2024 : 15.31 Views 6

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Regional

Pekanbaru, Beritasatu.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meresmikan kawasan ekoriparian di kampus Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Pekanbaru, Senin (30/9/2024).

Kawasan ekoriparian ini digagas oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Ekoriparian merupakan program pengolahan limbah air dari drainase (IPAL), pengolahan sampah organik menjadi gas, panel surya sebagai sumber energi alternatif, taman kehati, dan gerai UMKM pusat oleh-oleh khas Pekanbaru.

Manfaat yang diperoleh dari program ekoriparian ini sangat beragam, mulai dari peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, hingga sebagai tempat wisata edukasi, sarana olahraga dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat.

Fasilitas yang ada di kawasan ini meliputi outdoor amphitheater, taman baca, trek joging, biodiversity online information system, dan Taman Kehati. Tidak hanya untuk kelestarian lingkungan saja, konsep program ekonomi kreatif bagi masyarakat sekitar juga menjadi perhatian sebagai peluang bisnis dan pemasaran produk barang dan jasa.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, program ekoriparian ini relevansi sosialnya cukup tinggi.

"Di sini ada peran dan manfaat fisik, ekologis, sosial budaya, ekonomi, arsitektur dan manfaat estetika lingkungan. Pada dasarnya langkah ekoriparian ini sudah benar dan sangat baik. Relevansi sosial terhadap persoalan lingkungannya bisa kita atasi. Taman mangrove di sini bisa memperkaya keberagaman hayati dan memperkuat ekosistem yang ada," kata Siti Nurbaya.

Menurut Siti, Kementerian LHK mendukung penuh program ekoriparian yang telah dilaksanakan sejak 2017 lalu. Program ini terus berjalan dan tidak akan berhenti, karena terus diawasi oleh tenaga ahli dan proses teknisnya membutuhkan profesional di bidangnya.

"Ini tidak akan putus, dia akan berkembang terus karena langkah-langkahnya masih banyak," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PHR Ruby Mulyawan menjelaskan, proyek ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PHR yang telah berhasil diselesaikan dengan sukses.

"Ekoriparian ini merupakan inisiatif dan kolaborasi bersama dari pemangku kepentingan. Tidak hanya PHR dengan KLHK, juga melibatkan perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Tanpa dukungan dari semua pihak, maka ekoriparian ini tidak bisa terwujud," tutur Ruby.

Dijelaskan Ruby, ekoriparian Umri dibangun oleh PHR sejak Agustus 2023 dan selesai pada April 2024. Sebelumnya, PHR juga telah membangun kawasan ekoriparian di kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak) pada Desember 2022 yang selesai pada Februari 2023.

Perlu diketahui, konsep ekoriparian dirancang untuk restorasi dan konservasi dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial masyarakat, dan ekonomi yang saling terintegrasi.

"Kami sebagai operator (tambang minyak) juga mempunyai tanggung jawab di lapangan dan memastikan bahwa operasi yang kami lakukan tidak membawa dampak negatif kepada lingkungan, baik terhadap udara, daratan (tanah) maupun terhadap air. Khusus air, (proses di ekoriparian, red) memastikan air yang diproduksi memenuhi semua baku sebelum dikembalikan ke aliran sungai. Selain ini juga bisa memberikan suatu bentuk edukasi, ekoriparian ini juga menjadi kepentingan bagaimana PHR sebagai perusahaan menjalankan operasi dengan ramah lingkungan terutama menyangkut air," papar Ruby.

Dengan hadirnya program ekoriparian ini, PHR berharap fasilitas yang dibangun secara terintegrasi ini mampu meningkatkan perekonomian, sosial, dan menjaga lingkungan.

"Ini akan bisa memberikan multiplier efek baik masyarakat pengguna maupun bagi Umri dan Unilak sendiri untuk mendapatkan dana-dana demi menjalankan operasi dan perawatan fasilitas ini," pungkasnya.

Di kawasan ekoriparian ini terdapat  rawa buatan yang diciptakan dan didesain khusus untuk pengolahan air tercemar dengan memanfaatkan proses alami yang terintegrasi. Air limbah dari permukiman yang mengarah ke danau atau sungai akan mengalami dekontaminasi melalui proses alami yang melibatkan vegetasi rawa atau riparian.

Sentimen: positif (100%)