Sentimen
Negatif (88%)
28 Sep 2024 : 18.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solok

Kasus: kecelakaan

Sempat Ditutup, Tambang Emas Solok yang Tewaskan 12 Orang Kembali Dibuka Warga Regional 28 September 2024

28 Sep 2024 : 18.32 Views 4

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Sempat Ditutup, Tambang Emas Solok yang Tewaskan 12 Orang Kembali Dibuka Warga Editor PADANG, KOMPAS.com - Sebanyak 12 penambang emas tewas usai tambang emas Ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, longsor, Kamis (26/9/2024). Kapolres Solok AKBP Muari, menjelaskan, lokasi tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu itu merupakan bekas tambang emas ilegal yang dibuka dengan alat berat. Polisi pernah merazia dan menutup lokasi itu pada 2023 dan 2024. Dari operasi terakhir, Mei 2024, kata Muari, polisi menyita laptop para penambang agar tidak bisa mengoperasikan ekskavator. Alat berat tidak bisa disita karena medannya sulit ditempuh dan butuh waktu berhari-hari serta biaya besar untuk mengeluarkannya. Karena berulang-ulang dirazia dan ditutup polisi, lokasi tambang emas ilegal di sekitar kawasan hutan itu ditinggalkan penambang yang menggunakan eskavator. Namun, belakangan, warga kembali membuka tambang itu secara manual. Kegiatan mereka sulit terpantau karena berada di sekitar kawasan hutan dengan medan sulit ditempuh, tidak ada sinyal, dan warga cenderung tertutup. Akhirnya, terjadilah kecelakaan di lokasi tambang emas tersebut pada Kamis sore. ”Selain warga sekitar, yang jadi korban juga warga dari (Nagari Persiapan) Pekonina, (Kecamatan Pauh Duo,) Kabupaten Solok Selatan,” ujar Muari, Jumat (27/9/2024). Kejadian itu mengakibatkan 25 korban, dengan rincian 12 orang meninggal dunia, 11 luka-luka, dan 2 orang belum ditemukan. Korban longsor tambang emas di Nagari Sunga Abu dievakuasi secara estafet. Kepala Seksi Operasi dan Siaga (Kasi Ops) Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang Hendri mengatakan, salah satu alasan penggunaan sistem estafet ini karena medan ke lokasi kejadian cukup sulit, terutama saat kondisi cuaca tak mendukung. Lokasi kejadian jauh dari permukiman. Untuk menuju tambang emas itu, tim gabungan harus berjalan kaki hingga tujuh jam. Para korban dievakuasi dari lokasi kejadian dengan tandu kayu beralaskan sarung. Korban yang berhasil dievakuasi, lantas dibawa ke rumah sakit. "Mudah-mudah dengan cara estafet ini korban lebih cepat tiba di titik aman," ujarnya, Sabtu (28/9/2024), dikutip dari Antara . Bvakuasi korban longsor tambang emas ini melibatkan tim gabungan, antara lain Basarnas Padang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, TNI/Polri, relawan, dan masyarakat. Hendri menuturkan, untuk mempercepat proses pencarian korban yang masih hilang, tim gabungan menggunakan drone termal di sekitar lokasi tambang emas. Sebagian artikel ini  telah tayang di Kompas.id dengan judul: Kronologi Longsornya Tambang Emas Ilegal Maut di Kabupaten Solok Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (88.9%)