Sentimen
Positif (80%)
13 Sep 2024 : 21.11
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Diponegoro

Kab/Kota: Semarang

RSUP Kariadi akan Evaluasi Jam Belajar Dokter PPDS Regional 13 September 2024

13 Sep 2024 : 21.11 Views 27

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

RSUP Kariadi akan Evaluasi Jam Belajar Dokter PPDS Tim Redaksi SEMARANG, KOMPAS.com - Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro ( Undip ) yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah, akan dievaluasi. Direktur Layanan Operasional RSUP dr Kariadi, Mahabara Yang Putra mengatakan, jam belajar untuk PPDS di RSUP Kariadi akan dievaluasi. "Kita juga mengevaluasi jam pendidikan atau jam belajar di mana itu prosesnya harus kita kawinkan berapa jam belajarnya, berapa jam melayani atau jam bekerja," kata Mahabara di RSUP Kariadi, Jumat (13/9/2024). Menurut dia, harus ada sepemahaman bahwa peserta didik bukan bekerja namun mahasiswa yang sedang melakukan pendidikan. "Kita harus strict bahwa peserta didik bukan bekerja dia adalah peserta didik jadi nanti kita evaluasinya jam pendidikan," ujar dia. Mahabara menambahkan, untuk mencetak tenaga kesehatan RSUP Kariadi juga bekerja sama dengan unsur-unsur pendidikan. "Kita akan memperbaiki proses dari sejak awal input seleksi juga kita harus mengevaluasi bibit-bibit tadi secara budi pekerti, secara kompetensi, hati nurani, motivasi harus benar dulu," kata Mahabara. Sebelumnya, jam kerja PPDS Undip di RSUP Kariadi yang melebihi seharusnya diungkap Wakil Rektor IV Undip Wijayanto. Menurutnya, jam kerja yang overload itu adalah kebijakan rumah sakit dan masuk ranah kebijakan kementerian kesehatan. "Seorang residen, julukan untuk mahasiswa PPDS yang praktik di RS, mesti kerja lebih dari 80 jam seminggu," kata dia, Senin (2/9/2024). Informasi yang dia terima, sejumlah mahasiswa PPDS juga harus berkerja hingga 24 jam dan tidak tidur sama sekali. "Tidur hanya 2-3 jam setiap hari. Kadang mesti bekerja hingga 24 jam alias sama sekali tidak tidur," ucap Wijayanto.
Sebelumnya, Irma Suryani Chaniago, anggota Komisi IX DPR RI melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke RSUP Kariadi Semarang pada Jumat (13/9/2024). Sidak tersebut dia lakukan untuk melihat kasus dugaan mahasiswi Undip yang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSUP Kariadi. "Ini harus diluruskan, harus diselesaikan, sehingga anak-anak yang masih terkendala meneruskan sekolah bisa selesai," kata Irma di RSUP Kariadi. Dia meyakini permasalahan yang saat ini sedang banyak diperbincangkan soal dugaan perundungan di PPDS Undip dapat segera selesai. "Tapi saya yakin kok, karena saya udah bicara dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin)," ucap dia. Menurutnya, PPDS Undip yang praktek di RSUP Kariadi tidak ditutup secara permanen. Jika memungkinkan, program tersebut akan dibuka secepatnya. "Tapi harus ada yang bertanggung jawab itu penting," ujar Irma. Selain itu, Irma juga meminta semua pihak terkait untuk jujur soal kondisi PPDS yang sedang menjadi perhatian publik hingga sekarang. "Harus jujur mengakui, kalau enggak kami enggak mau membantu," kata dia. Seperti diketahui, kasus perundungan di PPDS Undip mulai terungkap setelah meninggalnya Dokter ARL. Mahasiswi PPDS Undip itu ditemukan meninggal di kamar kosnya Senin (12/8/2024).  Polda Jawa Tengah juga sedang melakukan penyelidikan soal dugaan kasus perundungan yang terjadi di program tersebut. Selain perundungan, keluarga Dokter ARL juga melaporkan soal dugaan pemerasan yang dilakukan oleh senior Dokter ARL saat mengikuti PPDS di RSUP Kariadi. Direktur Layanan Operasional RSUP dr Kariadi, Mahabara Yang Putra di RSUP Kariadi Semarang pada Jumat (13/9/2024). Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (80%)