Sentimen
Negatif (88%)
13 Sep 2024 : 22.02
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Diponegoro, Universitas Diponegoro (Undip)

Kab/Kota: Semarang

Saat Anggota DPR Tegur Direktur RS Kariadi yang Singgung Peran Mahasiswa PPDS... Regional 13 September 2024

13 Sep 2024 : 22.02 Views 30

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Saat Anggota DPR Tegur Direktur RS Kariadi yang Singgung Peran Mahasiswa PPDS... Tim Redaksi SEMARANG, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago menegur Direktur Layanan Operasional RSUP dr Kariadi Mahabara Yang Putra karena mengatakan, rumah sakit tidak terganggu dengan pemberhentian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi anastesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. "Kita pastikan itu tidak mengganggu pelayanan kepada pasien karena yang melakukan pelayanan kepada pasien itu dokter spesialisnya bukan PPDS-nya," ujar Mahabara dalam jumpa pers di FK Undip, Jumat (13/9/2024) sore. Dia meminta publik dapat membedakan mahasiswa PPDS sebagai peserta didik dan pemberi layanan kepada pasien adalah dokter spesialis. "Jadi ketika terjadi dihentikan tadi di wahana pendidikan justru itu mereka kehilangan kesempatan untuk melaksanakan praktik," imbuh dia. Mendengar hal itu, Irma sontak menegur Mahabara dalam jumpa pers. Menurut pengalamannya, dokter spesialis sangat membutuhkan keberadaan mahasiswa PPDS. "Betul yang melayani itu dokter yang bersangkutan tapi saya juga mengkritisi Pak Abba (Mahabara), saya melihat dengan mata kepala saya sendiri juga di rumah sakit itu banyak yang melakukan tindakan-tindakan kalau dokternya enggak dateng itu ya PPDS," tegas Irma. Kendati sedang menempuh pendidikan, Irma menegaskan peran mahasiswa PPDS di rumah sakit terbilang penting. Sehingga dokter spesialis maupun mahasiswa PPDS saling membutuhkan satu sama lain. "Mohon maaf nih ya, jadi dokter-dokter itu tergantung banget dengan PPDS, memang dia dokternya tapi saya pasien loh pernah mengalami yang merawat saya itu PPDS dokternya visit 2 menit pulang," ungkap dia. Dia mengingatkan agar pihak Undip dan RSUP Kariadi menyadari bila keduanya memiliki peran yang sama penting. "Enggak usah juga kita bertahan dengan satu statemen kalau seolah-olah RS Kariadi nggak butuh PPDS, enggak juga, butuh. Saya tahu persis kok butuh itu makanya saya bilang tadi RS Kariadi dan Undip tadi berkoordinasi dengan baik, satu suara ini seolah-olah RS Kariadi enggak butuh nih sama PPDS," tegas Irma. Tak hanya itu, dia juga berharap agar RSUP dr Kariadi mengakui bila memang kekurangan dokter. Sehingga pihaknya dapat menyampaikan ke Kemenkes untuk mendapat perhatian dan penambahan SDM. "Yang banyak bekerja itu PPDS, itu harus dipahami juga Pak. Nah maka saya pertanyakan juga kepada Kariadi, cukup enggak sih sebenernya SDM-nya di sana kan gitu, kalau enggak cukup kita sampaikan ke pemerintah, ke Menteri Kesehatan ini ditambah nih," lanjut Irma. Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran Undip Yan Wisnu Prajoko mengatakan bila jadwal dokter residen atau mahasiswa PPDS mengikuti sistem pelayanan di RSUP dr Kariadi. "Terkait pembagian SDM-nya kalau beban kerjanya besar, SDM-nya besar mungkin jadi ringan. Jadi di peraturan pendidikan, pelaksanaan pendidikan spesialis dilaksanakan bersama dibiayai bersama kedua belah pihak FK dengan RS pendidikan. Jadi memang harus dihitung mengenai beban kerja, jumlah SDM, peran mereka, justru disitu jalan keluarnya solusinya. Ini tanggungjawab bersama," ujar Yan Wisnu. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (88.7%)