Sentimen
Negatif (100%)
21 Agu 2024 : 07.25
Informasi Tambahan

Agama: Islam, Hindu

Hewan: Ayam

Kab/Kota: Gunung, Manado, Banjar

Sejarah Nasi Kuning, Makanan Tradisional Indonesia sejak Zaman Kerajaan Regional 21 Agustus 2024

21 Agu 2024 : 07.25 Views 4

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Sejarah Nasi Kuning, Makanan Tradisional Indonesia sejak Zaman Kerajaan Editor KOMPAS.com - Nasi kuning merupakan makanan tradisional populer di Indonesia. Nasi kuning berasal dari Pulau Jawa. Dilansir dari kids.grid.id, nasi kuning yang ditemukan di sejumlah daerah merupakan warisan resep dari anggota keluarga yang berasal dari Jawa.   Nasi kuning erat kaitannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Penyajian nasi kuning biasanya berbentuk tumpeng atau kerucut.  Dalam perkembangannya, nasi kuning juga menjadi menu sarapan di sejumlah daerah.   Nasi kuning sebagai menu sarapan umumnya tidak berbentuk tumpeng, melainkan nasi bersama lauk pauk pendamping yang khas.  Nasi Kuning berasal dari zaman Kerajaan Majapahit.  Awalnya nasi kuning disajikan pada acara-acara tertentu dan untuk orang-orang yang memiliki status tinggi.  Nasi kuning dihidangkan untuk acara khusus, seperti acara adat, keagamaan, maupuan acara-acara pernikahan para bangsawan.  Masyarakat Jawa yang saat itu memeluk agama Hindu mempersembahkan nasi kuning tumpeng kepada dewa-dewa yang bersemayam di gunung. Tujuannya agar masyarakat memperoleh keselamatan dan jauh dari marabahaya.   Sementara, nama nasi kuning berasal dari warna kuning dari nasi tersebut.  Warna kuning diperoleh dari bumbu kunyit yang digunakan saat mengolah nasi kuning. Kunyit tidak hanya membuat warna nasi menjadi kuning melainkan juga aroma dan rasa yang enak.  Warna alami nasi kuning dari kunyit ini merupakan kuliner yang mendapat pengaruh budaya Hindu.  Pengolahan nasi kuning juga menunjukkan kekayaan rempah-rempah Indonesia. Ada beberapa rempah-rempah yang digunakan untuk mengolah nasi kuning, antara lain kunyit, daun pandan, serai, dan daun jeruk.  Rempah-remah tersebut memberikan cita rasa yang khas dan tampilan nasi kuning semakin sempurna.  Saat pengaruh Islam mulai masuk, kebiasaan membuat tumpeng masih dilakukan hingga saat ini.  Nasi kuning memiliki makna simbolis, dimana warna nasi kuning melambangkan kesejahteraan, keceriaan, dan kemakmuran.  Makna tersebut menjadikan nasi kuning sering digunakan pada acara-acara penting atau perayaan untuk memberikan kesan positif.  Dalam perjalanan waktu, nasi kuning tidak hanya disajikan dalam acara khusus saja, melainkan sebagai menu sehari-hari terutama untuk sarapan.  Nasi kuning yang berbentuk tumpeng biasanya dilengkapi dengan berbagai lauk-pauk, seperti perkedel, kentang balado, ayam goreng, balado telur, empal daging, orek tempe kacang manis, sambal ati kentang, urap, maupun bihun.  Lauk pauk untuk tumpeng akan diletakkan di sisi pinggir mengelilingi tumpeng. Lauk nasi kuning yang biasa untuk sarapan lebih sederhana, yaitu telur dadar iris tipis, abon, kering tempe atau kentang. Lauk biasanya diletakkan di atas nasi atau di bagian pinggirnya. Sejumlah daerah juga memiliki hidangan nasi kuning. Lauk pauk pendampingnya biasanya menggunakan menu khas daerah setempat.  Nasi kuning Banjar disantap bersama lauk pilihan yang berupa ayam, telor, dan sambal yang dimasak habang (bumbu merah). Nasi kuning Banjar juga dilengkapi dengan serundeng.  Nasi kuning Manado biasanya disantap bersama ikan cakapang pedas. Sementara, nasi kuning Bali disantap bersama ayam betutu dan sambal.   Sumber: www.rri.co.id www.kompas.com kids.grid.id www.kompas.tv     Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)