Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PDAM
Hewan: Gajah
Kab/Kota: Yogyakarta
Kota Yogyakrata Tak Terdampak Kekeringan, BPBD Minta Masyarakat Bijak Pakai Air Yogyakarta 9 Agustus 2024
Kompas.com
Jenis Media: Regional
Kota Yogyakrata Tak Terdampak Kekeringan, BPBD Minta Masyarakat Bijak Pakai Air Tim Redaksi YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menetapkan siaga darurat kekeringan hingga 31 Agustus 2024. Kepala BPBD Nur Hidayat mengatakan, walaupun Kota Yogyakarta tidak terdampak langsung dengan bencana kekeringan pihaknya meminta kepada masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air. “Kami mengimbau untuk masyarakat selalu mengoptimalkan pemanfaatan air tersebut dan bijak untuk menggunakannya,” ujarnya, Jumat (9/8/2024). Nur menyampaikan, BPBD Kota Yogyakarta selalu mewaspadai potensi-potensi bencana termasuk bencana kekeringan. Setiap hari pihaknya meminta Kampung Tangguh Bencana (KTB) untuk terus melakukan monitoring. “Sampai saat ini belum ada indikasi bencana kekeringan seperti yang dialami kabupaten atau kota lain. Namun kami terus berkoordinasi dengan KTB yang ada di wilayah untuk terus melakukan monitoring setiap harinya,” jelas Nur. Ia menyebut, terdapat 169 KTB di Kota Yogyakarta yang diarahkan untuk memonitoring potensi-potensi bencana di wilayah masing-masing. Di sisi lain dirinya meminta masyarakat selalu mengikuti berita cuaca yang ada dan selalu melakukan responsibilitas terhadap situasi agar dapat ikut serta dalam mitigasi bencana. Nur menambahkan Kota Yogyakarta tidak terdampak kekeringan mengingat wilayah yang cenderung tidak luas ditambah Kota Yogyakarta dialiri tiga sungai yakni Sungai Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Winongo. "Sumber air di Kota Yogyakarta ini bisa dari sumur, PDAM, air hujan dan lain sebagainya yang menurut saya cukup memadai. Tetapi Menurut dia, yang perlu diperhatikan oleh masyarakat Kota Yogyakarta adalah cuaca ekstrem yang bisa terjadi kapan saja. Mengingat jika terjadi cuaca ekstrem dapat menimbulkan dampak pohon tumbang, angin kencang, hingga banjir saat curah hujan tinggi. “Kita tidak dapat memprediksi, namun kita selalu berupaya untuk memonitoring setiap saat. Sehingga jika terjadi bencana, kami harapkan masyarakat juga mengenali kebencanaannya dan merespon bencana ini sangat penting. Setidaknya dapat terminimalisir kerusakannya,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua KTB Mergangsan, Nasyiar mengungkapkan, terus melakukan koordinasi terkait isu bencana kekeringan bersama RT, RW, ketua kampung dan tokoh masyarakat. Selain itu, KTB Mergangsan juga rutin melakukan pelatihan kebencanaan bagi para anggota KTB di wilayahnya. “Kami meyakini tidak akan terjadi bencana kekeringan. Karena di wilayah kami hampir 90 persen berada di bantaran sungai yang sumurnya hampir sejajar dengan aliran sungai, akan tetapi kita sebagai KTB dan pengurus kampung tetap melakukan langkah-langkah yang diperlukan manakala bencana itu terjadi,”ungkapnya. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (99.9%)