Setuju Wacana Pelatihan, Juru Parkir: Bisa Kurangi Jukir Liar Beroperasi Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang juru parkir (jukir) bernama Adnan (44) setuju dengan wacana pelatihan khususnya pada juru parkir liar. Menurut dia, wacana itu sudah digaungkan sejak lama. Namun, pembahasannya baru dimatangkan. "Setuju saya dengan kebijakan itu. Untuk mengurangi jukir liar beroperasi," kata Adnan saat diwawancarai di Jalan Daan Mogot, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (9/8/2024). Adnan mengaku punya surat dan resmi menjadi juru parkir. Namun, pelatihan itu belum ia dapatkan sejak 20 tahun menggeluti profesi ini. Menurut dia, jukir harus melayani masyarakat. Selain itu, ia juga tidak ingin jukir menggetok harga. "Pelatihan itu kan banyak dibicarakan semenjak jukir liar di Masjid Istiqlal menggetok harga Rp 150.000," ujar dia. Selain itu, jukir liar juga terkadang tidak menjaga kendaraan dan mengarahkan para pengendara. "Kadang-kadang mereka itu tidak mengarahkan, hanya mengharapkan uangnya saja," jelas Adnan. Jukir lainnya bernama Mansyur (32) juga mengatakan hal sama. Menurut dia, pelatihan terhadap jukir liar memang diperlukan sehingga tidak hanya minta uang saja. "Setuju itu. Tidak hanya minta uang saja," kata dia. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi Jakarta Hari Nugroho menuturkan, para juru parkir liar yang terjaring penertiban diajak ikut pelatihan sesuai kemampuan. Saat ini, ada beberapa mantan jukir yang masuk program pelatihan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta. "Ya memang sekarang sudah masuk program reguler angkatan kedua. Jadi kami pilah-pilah mantan jukir itu masuk (pelatihan) yang mana," kata Hari saat ditemui di Gedung DPRD Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2024). Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.