Sentimen
Positif (64%)
2 Agu 2024 : 17.24
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tanah Abang

Sepi Pembeli, Pedagang Blok G Tanah Abang Masih Harus Bayar Biaya Bulanan yang Tinggi Megapolitan 2 Agustus 2024

2 Agu 2024 : 17.24 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Sepi Pembeli, Pedagang Blok G Tanah Abang Masih Harus Bayar Biaya Bulanan yang Tinggi Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Tanah Abang Blok G masih harus membayar biaya sewa bulanan yang cukup tinggi meski kondisi pasar sepi dan pemasukan sedikit. Hal ini dirasakan betul oleh Asih (57), salah satu pedagang makanan di kantin Blok G. Sejak 2019, warung kopi Asih sudah sangat sepi pengunjung. Bahkan, dia sampai harus menutup warung nasinya karena tidak ada orang makan di sana. "Listrik per bulan Rp 120.000. Air cuci piring minimal Rp 5.000 per hari. Buat keamanan, Rp 2.000 per hari. Uang sampah, Rp 10.000 per minggu," ujar Asih saat ditemui di kiosnya di Tanah Abang Blok G pada Senin (29/7/2024). Jika dihitung-hitung, per bulannya, Asih perlu merogoh kocek sekitar Rp 370.000. Biaya ini belum termasuk uang sewa bulanan sebesar Rp 250.000. Padahal, keuntungan Asih per hari kadang-kadang tidak sampai Rp 100.000. "Namanya orang dagang. Kadang kalau lagi hari-hari (ramai) ya Alhamdulillah. Ibarat, cari untuk makan saja. Untuk menyambung hidup saja. Kalau mencari lebih (tabungan) enggak ada," imbuh dia. Kendati demikian, Asih mengaku sudah beberapa bulan tidak membayar uang sewa. Dia dan pedagang lainnya tidak secara tegas ditagih karena kondisi pasar yang memang sangat sepi. Sementara itu, pedagang bernama Andi (39), mengatakan, biasanya uang sewa akan dipotong otomatis melalui sebuah rekening khusus. Namun, beberapa waktu belakangan, uang di rekening tak dipotong untuk sewa. Ia memperkirakan kondisi ini baru terjadi selama beberapa bulan yang lalu. "Di akun (rekening) masih ada uangnya, masih menyangkut (saldo). Kalau sudah enggak bayar, otomatis enggak ada isi. Sekarang, (saldo) sudah enggak kepotong," jelas Andi saat ditemui di lapaknya. Setiap bulannya, lapak bumbu-bumbu dapur miilik Andi dikenakan biaya sewa Rp 500.000. Meski mampu membayar uang sewa, dia mengaku penghasilannya sehari-hari sudah turun drastis. Dulu, lapaknya ini bisa menghasilkan hingga  Rp 1 juta per hari. Kini, Rp 100.000 saja sudah bagus. Rencana revitalisasi Pasar Tanah Abang Blok G sudah lama beredar. Pada 2019, proses pembongkaran pasar sudah dilakukan. Namun, proyek ini terhenti karena pandemi yang melanda Indonesia dan dunia saat itu. Hingga kini, proyek revitalisasi pun terbengkalai sampai kios-kios di dalam ditinggalkan oleh mayoritas pedagang. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (64%)