Sentimen
Negatif (100%)
1 Agu 2024 : 06.53
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Depok

Kasus: penganiayaan

1 Keberanian Guru "Daycare" di Depok Bongkar Kelakuan Bos yang Aniaya Balita, Rela Lepas Pekerjaan Megapolitan

1 Agu 2024 : 06.53 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Keberanian Guru "Daycare" di Depok Bongkar Kelakuan Bos yang Aniaya Balita, Rela Lepas Pekerjaan Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik Wensen School Indonesia sekaligus influencer parenting bernama Meita Irianti ditetapkan tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap balita berinisial MK (2) pada Senin (10/6/2024). Dugaan tindak pidana tersebut terungkap setelah seorang guru yang bekerja di tempat penitipan anak tersebut, Ririn (bukan nama samaran) merasa curiga dengan MK yang selalu menangis. Setelah diketahui penyebab menangis karena trauma akibat penganiayaan dari Meita, Ririn memberikan informasi ini kepada orangtua MK, Rizki Dwi Utari (28). Bagi Ririn, mengungkapkan kebenaran merupakan hal yang paling utama. Sementara kehilangan pekerja nomor sekian. “Menurut saya, kehilangan pekerjaan itu urusan belakangan. Yang penting, anak dulu. Mentalnya anak itu nomor satu, dibandingkan dengan pekerjaan saya,” kata Ririn kepada Kompas.com, Rabu (31/7/2024). Terlepas dari hal tersebut, rupanya Ririn sudah cukup jengah dengan perilaku Meita yang memperlakukan guru-guru di Wensen School Indonesia bak pembantu. Sebelum Meita menganiaya MK, pelaku menyuruh Ririn dan guru yang lain untuk mengajar anak-anak dengan status PAUD dan TK. Alhasil, Ririn dan teman seprofesinya mulai mengajar sekitar pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB. Sementara MK berada di dalam ruangan bersama seorang bocah. “Pada saat yang kejadian di CCTV itu, ya betul, seperti yang diceritakan ibunda anandanya. Saat itu, kami disuruh keluar untuk mengajar,” kata Ririn. “Iya (memang saat itu jam mengajar). Tapi seharusnya guru itu dibagi. Iya betul (ada yang mengajar dan ada juga yang mengasuh),” jelas Ririn. Usai mengajar, Ririn bertemu dengan Meita. Saat itu, pelaku justru beralibi soal MK yang disebut kerap menangis. “Beliau itu cuma bilang ke kami, 'ini lho, anakmu tuh menangis terus sampai gebukin badannya sendiri',” ucap Ririn. Setelah hari-hari penganiayaan tersebut, Meita justru tampak terbuka melakukan kekerasan terhadap MK. Bahkan, sampai di depan guru-guru. Melihat hal ini, Ririn tidak bisa berbuat banyak. Sebab, pelaku merupakan atasan yang mempekerjakannya. “Sering kayak kepalanya ditoyor. Kan sampai dilempar tisu (pak), dilempar kerudungnya, dan semua guru ada di situ, menyaksikan hal itu," ujar Ririn. “Sempat dilempar tisu, terus sama kerudungannya yang bekas dia pakai itu dilempar ke anak tersebut, terus baju yang bekas dia pakai itu dilempar ke anak tersebut," lanjutnya. Ririn mengungkapkan, MK bukan satu-satunya korban penganiayaan Meita. Balita yang masih berusia 9 bulan justru juga mendapatkan kekerasan dari pelaku. Tentunya, hal ini Ririn ketahui berdasarkan hasil rekaman CCTV yang telah dia saksikan. “Yang satunya sih, yang saya lihat dari CCTV itu, tangannya ditenteng kayak anak kucing gitu. Terus, kepalanya itu langsung ditoyor ke tempat tidur,” ungkap Ririn. “Sekitar sembilan bulan (usianya). Bahkan ada video terbarunya bahwa anak bayi itu diinjak,” tambah dia. Sebagai guru daycare , Ririn mengaku bahwa dia dan rekan seprofesinya diperlakukan bak pembantu oleh Meita. Menurut Ririn, pada saat wawancara kerja disebutkan bahwa dia bakal menjadi guru sekaligus mengasuh di tempat penitipan anak tersebut. Namun, kenyataan berkata lain. “Kami (para guru daycare ) diperlakukan selayaknya pembantu sih ya. Kenapa kami bilangnya selayaknya diperlakukan pembantu? Karena tidak sesuai dengan jobdesk kami,” kata Ririn . “Pada saat interview kerja, jobdesk kami sebagai guru dan pengasuh. Bukan pembantu atau ART dia pribadi. Tapi, kami dilingkupi ART pribadinya dan ART di Wensen atau sekolah,” lanjut Ririn. Ririn mengungkapkan, Meita kerap menyuruh para guru untuk membersihkan kulkas, kamar mandi, serta mencuci baju dan gorden. Ririn mengetahui adanya pekerjaan guru di daycare milik Meita pada sebuah unggahan Instagram. Setelah bekerja selama empat bulan terakhir, menurut Ririn, gaji yang dia terima sangat tidak sepadan. “Kalau untuk gaji, enggak sepadan banget. Karena kami juga melingkupi semuanya. Karena bukan jadi guru dan pengasuh saja, kami jadi pembantu, jadi ART. Gajinya itu per minggu Rp 250.000. Setiap minggu kami digajinya,” ujar Ririn. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)