Sentimen
Positif (76%)
1 Agu 2024 : 20.39
Informasi Tambahan

Hewan: Kambing

Kab/Kota: Semarang, Yogyakarta, Ungaran

Kasus: kebakaran

Berkaca dari Kasus Pedagang Ngepruk Harga di Ungaran, Korban Diminta Melapor Regional 1 Agustus 2024

1 Agu 2024 : 20.39 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Berkaca dari Kasus Pedagang Ngepruk Harga di Ungaran, Korban Diminta Melapor Tim Redaksi   UNGARAN, KOMPAS.com - Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang meminta masyarakat yang merasa dirugikan pedagang, tak segan melapor. Sebelumnya, di media sosial TikTok beredar video pedagang sate di Alun-alun Lama Ungaran yang ngepruk harga . "Laporan bisa disampaikan ke medsos dinas terkait, bisa melalui Instagram Diskumperindag, pasti langsung ditindaklanjuti petugas," kata Kepala (Diskumperindag) Kabupaten Semarang Heru Subroto, Kamis (1/8/2024). Heru mengungkapkan bahwa Pemkab Semarang menjamin kenyamanan warga, termasuk pengunjung atau konsumen, yang berkunjung ke Kabupaten Semarang.   "Apalagi kalau kunjungan itu untuk berwisata, pasti yang utama mendapat layanan yang prima," ungkap dia. Heru menegaskan, untuk para pedagang kaki lima, Diskumperindag juga telah mengeluarkan surat imbauan. Di antaranya, harus memberikan layanan terbaik, menyediakan daftar menu disertai daftar harga, dan penjual bertenda menjaga kebersihan serta ketertiban. "Selain itu, juga memantau saluran dan instalasi listrik untuk mencegah kebakaran, tempat mencuci peralatan harus terjaga kebersihannya, dan terpenting menjaga kerukunan serta keharmonisan antar pedagang, tukang parkir, tenaga kebersihan," kata Heru. Sebelumnya, di media sosial TikTok beredar video pengalaman tak mengenakan yang dialami pemilik akun @aries.girl saat makan di sebuah warung tenda yang berjualan makanan olahan kambing. Pada Kamis (25/7/2024) malam, pemilik akun @aries.girl beserta kerabatnya dari Yogyakarta yang dalam perjalanan mampir ke Alun-alun Lama Ungaran Kabupaten Semarang. "Rombongan tiga mobil dengan plat luar kota, orang dewasanya 11 orang anak kecilnya tiga. Tapi yang makan cuma enam orang, sisanya jalan-jalan keliling alun-alun sama jajan sosis bakar sama cappucino cincau," ujarnya saat dihubungi, Senin (29/7/2024). Akun @aries.girl telah mengizinkan caption di-akunnya dikutip oleh Kompas.com. Setelah sampai di Alun-alun Lama Ungaran, rombongan sempat memilih tempat makan, dan berkeliling. Kemudian, pilihan jatuh di warung tenda 'Gotong Royong' dengan pertimbangan dekat dengan tempat parkir mobil. Mereka kemudian memesan tujuh porsi makanan yang terdiri dari sate tiga porsi, tongseng empat porsi, dan nasi enam porsi. Selain itu juga tiga minum, satu jeruk dan dua teh. Saat membayar, ia merasa kaget karena tanpa perincian harga per porsi, diminta membayar Rp 536.000. "Dengan harga segitu, saya merasa ada yang janggal," ungkapnya. "Karena itu, saya lalu meminta perincian harga dan nota. Ada bapak baju hitam yang kebingungan, lalu berbisik menanyakan harga dengan rekannya yang memasak," paparnya. Menurut @aries.girl, saat dirinya komplain pedagang tersebut dengan santai mengembalikan uang Rp 50.000 dari pembayaran Rp 536.000. "Saya juga menunggui konsumen lain yang makan, ternyata untuk satu porsi sate lengkap dengan nasi dan es teh, harganya Rp 45.000, sedang saya sate Rp 60.000," terangnya. "Apa karena saya pakai mobil plat luar kota, lalu harga makanan bisa dinaikkan seenaknya. Sebetulnya saya berharap itikad baik dan klarifikasi dari pedagang tersebut, tapi ternyata mereka hanya diam, seakan mengiyakan perbuatan mereka sendiri," papar dia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (76.2%)