Sentimen
Positif (100%)
29 Jul 2024 : 18.37
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Partai Terkait

Gandeng PBB, Indonesia dan Tiongkok Dorong Industri Semen Berkelanjutan

29 Jul 2024 : 18.37 Views 10

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia dan Tiongkok bekerja sama mengembangkan industri semen hemat energi dan berkelanjutan melalui teknologi pemanfaatan panas buangan (waste heat recovery). Inisiatif ini didukung United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), badan khusus PBB yang bertujuan mempercepat perkembangan industri di negara berkembang.

"UNIDO mendukung industri semen Indonesia yang efisien dalam penggunaan energi dan ramah lingkungan melalui kerja sama Selatan-Selatan," kata Industrial Development Officer UNIDO Yunrui Zhou dalam pembukaan "Program Pertukaran mengenai Pemanfaatan Panas Buangan" di Hotel Melia, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Yunrui menjelaskan Tiongkok memiliki industri semen yang canggih dan hemat energi. Langkah ini penting karena sektor semen sangat boros energi. Jika panas buangan dapat dikumpulkan dan digunakan kembali dalam proses produksi, biaya penanganan limbah dan energi untuk produksi semen bisa berkurang. "Melalui program ini, kedua negara bisa bekerja sama dan saling berbagi pengetahuan serta sumber daya," ujar Yunrui.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Andi Rizaldi menambahkan kolaborasi antarnegara ini bertujuan menurunkan emisi dan limbah. "Kita dapat belajar dari pengalaman industri di Tiongkok, yang telah berkembang pesat," kata Andi.

Deputi Direktur Jenderal Departemen Konservasi Energi dan Pemanfaatan Sumber Daya Kementerian Industri dan Informasi Tiongkok Ding Zhijun mengatakan Tiongkok sangat fokus pada pengurangan emisi karbon. "Saat ini, tingkat polusi udara di Tiongkok sudah berkurang dengan emisi turun hingga 30%," ujar Ding Zhijun.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Lilik Unggul Raharjo mengungkapkan ASI telah mengambil beberapa inisiatif untuk dekarbonisasi, termasuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi, memproduksi semen ramah lingkungan, dan mengalihkan penggunaan bahan bakar fosil ke energi alternatif. "Saat ini, kami memiliki peta jalan, dibandingkan 2010, emisi sudah menurun dari 730 CO per kilogram menjadi 620 CO per kilogram," kata Lilik.

Namun, kata dia, industri semen nasonal menghadapi tantangan, seperti investasi teknologi untuk penggunaan bahan bakar alternatif, kebijakan pemerintah yang harus diselaraskan untuk mendukung penggunaan bahan bakar alternatif, serta kemudahan perizinan.

Sentimen: positif (100%)