Sentimen
Positif (99%)
28 Jul 2024 : 11.21
Tokoh Terkait
Arief Prasetyo

Arief Prasetyo

Kampanyekan Stop Boros Pangan, Kepala Bapanas: Food Loss and Waste Indonesia Capai 31 Persen

28 Jul 2024 : 11.21 Views 9

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan, saat ini Indonesia memiliki tingkat makanan terbuang hingga mencapai 31%. Oleh karena itu, Bapanas mengampanyekan gerakan stop boros pangan untuk menekan angka tersebut.

"Stop boros pangan, kami sedang kampanye stop boros pangan. Food loss and waste Indonesia itu itu losses-nya 14%, waste-nya 17%, jadi total 31%, sehingga Bapanas menginisiasi untuk mengurangi food loss and waste," kata Arief pada acara Festival Pangan Nusantara di Jakarta, Minggu (28/7/2024) pagi.

Arief mengatakan, untuk menuju ketahanan pangan, Indonesia tidak hanya perlu meningkatkan produksi pangan, tetapi juga berperilaku ramah makanan.

"Kita betul harus meningkatkan produksi, memperluas lahan, intensifikasi, tetapi kalau sudah jadi makanan, jangan dibuang," kata Arief.

Sebelumnya, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas Nita Yulianis mengungkapkan, terdapat banyak makanan terbuang di dunia saat ini.

Berdasarkan data dari Badan Pangan Dunia, terdapat 1,3 miliar ton makanan yang terbuang setiap tahun. Jumlah tersebut setara dengan sepertiga pangan yang diproduksi untuk konsumsi dunia.

"Jadi kita menyebutnya dalam upaya penurunan food loss and waste, dengan kita melakukan penyelamatan pangan atau food rescue. Bapanas melakukan kajian dengan pakar, menemukan dalam series 20 tahun, kita membuang setara dengan 40 juta ton per tahun atau 1-2 kwintal per orang per tahun, atau perharinya itu berarti 0,5 kilogram. Hal itu membuat food bank melalui koperasi perlu dirumuskan tata kelolanya, karena ada unsur ekonomi dan sosial," kata Nita dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Wakil Rektor Universitas Koperasi Indonesia Ahmad Subagyo menilai, food bank bukan lagi sebuah konsep alternatif, melainkan urgensi bagi Indonesia untuk membantu mengatasi kesenjangan pangan di masyarakat.

Menurutnya, untuk mengurangi pemborosan pangan dengan mengumpulkan kelebihan makanan dari berbagai sumber, seperti supermarket, restoran, dan donatur. Makanan kemudian didistribusikan kembali ke masyarakat seperti melalui program makan bergizi gratis.

"Indonesia dapat belajar ke negara lain yang memiliki infrastruktur kebijakan dan kelembagaan yang telah mumpuni, semisal di Jepang. Negara itu bisa menjadi contoh sukses yang berhasil mengatasi masalah pangan dan kemiskinan melalui food bank Kanagawa,” kata Subagyo di acara yang sama.

Terlebih, pemerintah Indonesia periode mendatang juga akan menggalakkan program makan bergizi gratis.

Sementara, Ketua Inkowapi Sharmila mengatakan, program tersebut dapat dioptimalkan dengan food bank melalui koperasi.

"Tentunya melihat program makanan gratis yang digaungkan presiden terpilih, tentu ini menjawab solusi dari permasalahan yang ada," kata Sharmila

Sentimen: positif (99.8%)