Sentimen
Positif (88%)
26 Jul 2024 : 16.42

Investasi Berbasis ESG di Indonesia Naik 4 Kali Lipat dalam 3 Tahun

26 Jul 2024 : 16.42 Views 11

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Head of Research Insight Investments Management Dhanang A Satrio mengungkapkan, tren investasi berbasis environmental, social, and governance (ESG) telah menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2021, dana kelolaan (AUM) reksa dana berbasis ESG di Indonesia hanya mencapai Rp 2,3 triliun dengan jumlah produk yang terbatas. Namun, pada Juni 2024, jumlahnya telah meningkat menjadi Rp 8,21 triliun dengan 34 produk yang dikeluarkan oleh 19 manajer investasi (MI).

“Kalau kita cermati, trennya positif. Ini hampir empat kali lipat dalam waktu tiga tahun pertumbuhan reksa dana berbasis ESG,” ujar Dhanang dalam tayangan “Investor Market Today” di IDTV, Jumat (26/7/2024).

Dhanang menjelaskan, pertumbuhan ini juga didorong oleh banyaknya emiten berbasis ESG yang melakukan IPO di BEI. Selain itu, ada sejumlah emiten yang menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

Menurut data, sejak 2018 hingga Juli 2024, terdapat 10 emiten yang terkait obligasi berwawasan lingkungan. Emiten-emiten ini didominasi oleh sektor finansial, manufaktur, dan energi baru terbarukan.

“Jadi, masih ada tiga sektor utama yang terkait dengan efek berwawasan lingkungan atau berbasis ESG,” tambahnya.

Meskipun begitu, Dhanang menilai pertumbuhan investasi berbasis ESG di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan tren global. Menurutnya, AUM secara global diperkirakan mencapai US$ 40 triliun pada 2030, atau sekitar 30% dari total industri secara global.

Sementara itu, AUM reksa dana berbasis ESG di Indonesia saat ini hanya sebesar Rp 8,21 triliun. Namun, Dhanang optimistis Indonesia akan mengejar ketertinggalan ini dengan adanya peraturan baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai industri berbasis ESG.

“Saat ini, nilai tersebut hanya sekitar 1,5-2% dari total industri di Indonesia. Ruang untuk pertumbuhan menuju 30% seperti di global masih sangat terbuka. Dukungan dari regulator, dalam hal ini OJK, serta pemerintah dengan aturan baru yang mendukung industri berbasis ESG sangat positif,” tutupnya.

Sentimen: positif (88.6%)