Bintan, Beritasatu.com - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang yang berlokasi di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, aktif mendorong peningkatan investasi dengan target hingga mencapai Rp 50 triliun.

Pemilik KEK Galang Batang George Santos menyampaikan, sejak ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) yang dilepas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2022, aktivitas produksi dan ekspor di KEK Galang Batang terus meningkat. Hingga 2023, investasi yang telah direalisasikan di KEK Galang Batang mencapai Rp 20 triliun, dan pada 2024 ditargetkan akan mencapai Rp 30 triliun.

"Saat ini, KEK Galang Batang juga sedang dalam tahap pengembangan produksi menjadi 4 juta ton alumina yang ditargetkan selesai pada 2026, yang nantinya akan meningkatkan nilai ekspor," ungkap George Santos, Jumat (26/7/2024).

George menyampaikan, KEK Galang Batang telah berkembang menjadi pusat industri pengolahan mineral hasil tambang (bauksit) dan produk turunannya, baik dari refinery maupun proses smelter.

Untuk mendorong investasi, KEK Galang Batang dilengkapi dengan infrastruktur pelabuhan dengan kapasitas bongkar muat di atas 20 juta ton per tahun dan PLTU yang akan dikembangkan hingga 2.000 MW, serta menjadi model dalam pengembangan kawasan industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan ekspor.

Saat ini KEK Galang Batang sedang membangun sejumlah pabrik industri, termasuk pabrik caustic soda, garmen, solar panel, dan pabrik batu kapur. Inovasi lainnya adalah pembangunan politeknik dan rumah sakit berkapasitas 100 kamar inap yang nantinya akan melayani para pekerja dan masyarakat umum.

Pemilik KEK Galang Batang George Santos - (Istimewa/-)

George Santos berharap KEK Galang Batang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional melalui hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan.

"Kami berharap KEK Galang Batang bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan mendukung program hilirisasi yang telah diarahkan oleh Presiden Jokowi," kata George.