Sentimen
Negatif (100%)
20 Jul 2024 : 06.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Badung

5 Saksi Mata Ungkap Detik-detik Helikopter di Bali Jatuh, Terbang 100 Meter dari Atap Rumah Warga Regional

20 Jul 2024 : 06.32 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Saksi Mata Ungkap Detik-detik Helikopter di Bali Jatuh, Terbang 100 Meter dari Atap Rumah Warga Tim Redaksi BADUNG, KOMPAS.com  - Seorang warga bernama I Wayan Agus Sidiantara alias Tumpling (30) mengaku sempat melihat detik-detik helikopter Tour PK-WSP terjatuh di Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Jumat (19/7/2024) siang. Saat itu, Tumpling sedang berbincang-bincang dengan seorang kerabatnya di luar rumah. Tiba-tiba, ada helikopter yang bergerak dari arah timur dengan jarak terbang cukup rendah sekitar 100 meter dari atap rumah warga. Awalnya, pria yang bekerja sebagai instruktur surfing ini mengira helikopter tersebut hendak melakukan pendaratan darurat di lahan kosong di dekat rumahnya. "Dia datang dari timur, helikopter terbang agak pendek. Paman saya bilang kok tiba-tiba ada helikopter yang mau mendarat di sini. Saya jawab enggak mungkin, tapi terjadi itu dan menabrak tebing," kata dia saat ditemui di lokasi, Jumat (19/7/2024) malam. Ia mengungkapkan, suara keras terdengar saat helikopter tersebut menabrak tebing tersebut. Sontak dia bersama beberapa warga sekitar langsung berlari menuju lokasi kejadian. Setibanya di lokasi, dia melihat helikopter tersebut dalam kondisi terbalik. Empat penumpang sudah berada di luar dan hanya tertinggal seorang pria warga negara asing (WNA) masih di dalam kabin helikopter. "Yang saya tahu istri WNA sudah keluar teriak-teriak minta tolong, 'Tolong suami saya'. Kami pun membantu mereka untuk mengeluarkan mereka dari dalam kabin," kata dia.
Ia mengaku sempat ada rasa takut helikopter tiba-tiba meledak saat hendak menolong WNA itu keluar dari kabin. Apalagi terlihat ada asap keluar dari mesin helikopter. Namun, ketakutannya bisa diredam oleh rasa empatinya terhadap korban. Saat dievakuasi WNA tersebut dalam kondisi tidak bisa bergerak karena mengalami patah tulang bagian punggung. "Kondisinya sudah lemas sekali. Saya pun kaget kayak dia sudah lemas, sedikit darah keluar dari kaki. Yang keras di bagian punggung. Itu juga tidak bisa digerakkan," kata dia. Tumpling menduga helikopter tersebut jatuh kerena terlilit tali layang-layang. Beberapa teman dan warga setempat sempat bercerita bahwa ada layang-layang putus sebelum helikopter itu jatuh. Selain itu, pada baling-balingnya juga terlihat ada lilitan tali layang-layang yang cukup banyak. Namun, dia dan warga setempat tidak mengetahui pemilik layang-layang tersebut. Apalagi, di sekitar lokasi kejadian sering dijadikan sebagai lokasi untuk bermain dan uji coba layang-layang yang ikut lomba. Ia mengatakan, wilayah tersebut merupakan lokasi yang sering dilalui helikopter wisata karena bisa melihat keindahan alam daerah pesisir Bali selatan dari udara. "Helikopter sering (melintas) karena bisnis helikopter kan banyak juga terutama pariwisata. Lebih dominan yang tur atau foto-foto," kata dia. Sebelumnya diberitakan, Polisi belum bisa memastikan helikopter yang jatuh di Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Jumat (19/7/2024) siang, akibat tali senar layang-layang. Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan mengatakan, tim gabungan yang terdiri dari polisi dan Komite Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. "Tapi kalau sekarang kan tidak bisa kita pastikan karena itu (tali layang-layang). Tapi memang di sana ditemukan (tali layang-layang) diduga masih diduga. Tapi untuk memastikan itu masih dalam penyelidikan," kata dia, Jumat. Akibat kejadian ini, kelima orang korban mengalami trauma. Dua di antaranya, mengalami patah tulang pada bagian tubuhnya. Saat ini, para korban masih menjalani perawatan medis di tiga rumah sakit di wilayah Kabupaten Badung, Bali. Adapun data lima orang korban tersebut yakni Dedi Kurnia, selaku pilot, dan Oki, sebagai kru. Tiga di antaranya sebagai penumpang, yakni Chriestope Pierre Marrot Castellat dan Russel James Harris asal Australia, serta Eloira Decti Paskilah asal Indonesia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)