Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Tel Aviv, Doha
Kasus: teror, mayat
Tokoh Terkait

Yoav Gallant

Daniel Hagari
1 Warga Israel Tewas, 10 Lainnya Luka-Luka
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Kelompok Houthi Yaman mengaku pihaknya bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak (drone) di Tel Aviv, Israel penjajah, pada Jumat 19 Juli 2024. Serangan itu menewaskan satu orang dan melukai setidaknya 10 lainnya.
Seorang juru bicara angkatan bersenjata Houthi mengatakan bahwa kelompok yang bersekutu dengan Iran itu telah "menargetkan 'Tel Aviv' di Palestina yang diduduki". Mereka mengklaim, menggunakan drone baru yang mampu melewati sistem pencegat dan tidak dapat dideteksi oleh radar.
Militer Israel penjajah mengatakan, telah membuka penyelidikan atas ledakan besar di dekat kantor kedutaan besar Amerika Serikat di kota itu. Mereka pun akan menentukan mengapa sistem pertahanan udaranya tidak diaktifkan untuk mencegat 'target udara'.
"Kita berbicara tentang UAV besar (kendaraan udara tak berawak) yang dapat terbang jarak jauh," ujar seorang pejabat militer.
"Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun saat ini," ucapnya menambahkan.
Angkatan udara Israel penjajah mengklaim, telah meningkatkan patroli untuk melindungi langit negara itu. Menteri Pertahanan Israel penjajah, Yoav Gallant pun berjanji akan melakukan pembalasan.
"Kami akan menyelesaikan (urusan) dengan siapa pun yang merugikan Negara Israel atau mengarahkan teror terhadapnya," tutur Radio Angkatan Darat Israel.
Korban Berjatuhan
Polisi Israel penjajah mengatakan bahwa mayat seorang pria ditemukan di sebuah apartemen dekat dengan ledakan dan situasinya sedang diselidiki.
Rekaman dari lokasi ledakan menunjukkan pecahan kaca berserakan di trotoar saat kerumunan penonton berkumpul di dekat sebuah bangunan dengan tanda ledakan. Situs itu ditutup oleh rekaman polisi.
Dilansir dari Doha, Qatar, Mohammed Jamjoom dari Al Jazeera melaporkan bahwa serangan itu telah menciptakan gelombang kecemasan baru di Israel penjajah. Pemerintah Israel penjajah pun telah melarang Al Jazeera menyiarkan berita dari negara itu.
"Serangan drone ini adalah bagian dari kota yang sangat dekat dengan kantor cabang kedutaan AS. Ini adalah daerah yang sangat padat penduduknya, daerah dengan keamanan tinggi," katanya.
"Jika drone itu dikonfirmasi sebagai (serangan) Houthi dan melewati sistem radar Israel tanpa terdeteksi, akan ada banyak orang di Israel yang khawatir tentang apa artinya ini," ujarnya.
"Bagaimana ini bisa terjadi pada saat negara berada di bawah kewaspadaan tinggi?" ucap Mohammed Jamjoom menambahkan.
Bukti Pemerintah Tak Becus
Juru bicara militer Israel penjajah, Daniel Hagari mengatakan bahwa pihaknya akan terus menyelidiki serangan drone dalam beberapa hari mendatang, untuk menyesuaikan pertahanannya dan memutuskan tanggapan ofensif yang sesuai.
Politisi oposisi Israel penjajah, Yair Lapid mengatakan bahwa serangan itu adalah bukti lebih lanjut bahwa pemerintah ini tidak tahu dan tidak becus memberikan keamanan kepada warganya.
"Mereka yang kehilangan pencegahan di utara dan selatan juga kehilangannya di jantung Tel Aviv. Tidak ada kebijakan, tidak ada rencana, semua hubungan masyarakat dan diskusi tentang diri mereka sendiri. Mereka (pemerintah) harus mundur," katanya.
Houthi telah berulang kali meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel penjajah serta ke kapal yang terkait dengan Israel penjajah di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai bentuk dukungan untuk Palestina di tengah genosida di Gaza.
Hingga serangan terakhir, semua upaya untuk menyerang Israel penjajah oleh Houthi dicegat oleh pertahanan negara itu atau sekutu Barat dengan pasukan yang ditempatkan di wilayah tersebut.
Hizbullah di Lebanon selatan juga telah meningkatkan serangan terhadap sasaran militer di Israel utara, dengan mengatakan mereka juga bertindak dalam solidaritas dengan Palestina di tengah genosida Israel penjajah di Gaza, yang telah menewaskan hampir 39.000 orang.
Menyusul serangan pesawat tak berawak terbaru, Hizbullah menyambut perkembangan itu sebagai kemenangan bagi penindasan rakyat Palestina dan pejuang mereka.
Para pejuang Yaman pun menyatakan bahwa mereka mendukung pejuang Palestina "heroik" di Gaza yang pada gilirannya membela "semua rakyat dan negara-negara Arab dan Islam kami".
"Perjuangan tidak akan berhenti sampai agresi dan pengepungan rakyat Palestina di Jalur Gaza dihentikan," ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.
Gerakan Mujahidin Palestina juga memuji pemberontak Houthi atas "operasi heroik baru" terhadap Israel penjajah. Mereka menambahkan bahwa Palestina menghargai dukungan "teguh" dari Gaza.***
Sentimen: negatif (98.5%)